Rabu 16 May 2018 15:51 WIB

Wakil Dubes AS: Embargo Militer Indonesia adalah Masa Lalu

McKee menegaskan tak ada kepentingan politis dalam pembelian Apache.

Wakil Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee (kiri).
Foto: Antara/Handout/Humas Kemenlu
Wakil Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) Erin McKee mengatakan embargo militer terhadap Indonesia adalah masa lalu. Pada masa mendatang, kata McKee, AS akan terus berkomitmen mendukung modernisasi alat utama sistem persenjataan angkatan bersenjata RI.

"Embargo itu adalah masa lalu, masa yang telah lewat. Sekarang kita berbicara tentang masa depan kerja sama kedua negara yang lebih kuat. Tentu kami mendukung modernisasi militer Indonesia," katanya di Semarang, Rabu.

Ditemui di sela-sela penyerahan 8 unit helikopter serang AH-64E Apache di Pangkalan Udara Utama TNI Angkatan Darat Ahmad Yani, Erin McKee menuturkan AS berkomitmen memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia dengan memperluas serta memperkuat kerja sama yang telah terjalin antara kedua negara.

"Kerja sama militer merupakan salah satu pilar atau bentuk implementasi dari kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat. Begitu pun dengan kerja sama bidang lainnya yang telah dilakukan kedua negara," katanya.

Erin McKee menekan, tidak ada pula kepentingan dan latar belakang politis dalam pembelian Apache kali ini. Hal itu semua merupakan hasil kerja sama yang terjalin baik antara kedua negara.

"Dengan kehadiran Apache dalam sistem persenjataan militer Indonesia, maka kedua negara dapat memaksimalkan perannya untuk mendukung stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan," ujarnya.

Embargo atau restriksi militer Amerika atas Indonesia terjadi dalam konteks masa lalu. Amerika menilai aparat TNI telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), di antaranya terkait kasus pembantaian di Santa Cruz, Dili, pada 1991.

Embargo dilakukan hanya pada persenjataan yang "membunuh". Saat itu, Amerika meminta akuntabilitas pemerintah dalam masalah Timor Timur dan kasus Timika yang menyebabkan salah satu warga Amerika tewas.

Embargo mengakibatkan Indonesia tidak bisa membeli peralatan militer termasuk suku cadangnya, seperti alutsista strategis seperti pesawat tempur F-16 dan F-5, hingga menurunkan tingkat kesiapan alutsista TNI sampai 50 persen.

Nasib serupa dialami alutsista TNI yang dibeli dari sekutu AS seperti tank Scorpion. Ketika embargo masih berlaku, Inggris secara terang melarang penggunaan Scorpion saat konflik di Aceh.

"Itu semua masa lalu, sekarang kita membangun dan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat, yang saling menguntungkan, saling menghormati antara kedua negara," kata Erin McKee menegaskan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement