Senin 19 Feb 2018 18:41 WIB

Kadishub DKI Ingin Semua Pengemudi OK-OTrip Bersertifikat

Pengemudi Angkot akan diikutkan dalam pendidikan dan pelatihan angkutan umum.

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Nur Aini
Kendaraan angkutan umum jurusan Lebak Bulus yang menggunakan kartu Ok Otrip terparkir di Kawasan Pondok Labu, Jakarta, Senin (19/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kendaraan angkutan umum jurusan Lebak Bulus yang menggunakan kartu Ok Otrip terparkir di Kawasan Pondok Labu, Jakarta, Senin (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan akan terus menambah jumlah pengemudi angkot untuk diikutkan dalam pendidikan dan pelatihan (diklat). Dia menargetkan semua pengemudi angkot program OK-OTrip memiliki sertifikat dari pelatihan ini.

"Kalau rencana kami itu total di tahun 2020-2021, ini selaras dengan program OK-OTrip, jadi kita mau program OK-Otrip semua armadanya dikendarai oleh pengemudi yang sudah bersertifikasi," kata dia di Balai Kota, Senin (19/2).

Pemprov DKI Jakarta menggandeng Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Tegal, Jawa Tengah untuk mengadakan diklat pengemudi angkutan umum. Diklat diikuti 250 peserta dan dibagi menjadi beberapa angkatan.

Per kelas diikuti maksimal 25 peserta. Dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, kegiatan ini menghabiskan anggaran Rp 2,337 miliar. Artinya, setiap peserta pelatihan dianggarkan kurang lebih Rp 8,5 juta.

Sekda DKI Saefullah mengatakan, meski penyelanggaraan diklat masih terbatas untuk 250 orang, tetapi  ini merupakan langkah awal untuk selanjutnya terus meningkatkan jumlah peserta diklat. Dalam kurun waktu lima tahun ditargetkan para pengemudi angkutan kota di Jakarta telah tersertifikasi.

"Bagi para pengemudi yang mengikuti program ini sudah di pastikan akan diprioritaskan menjadi pengemudi angkutan umum pada Program OK OTrip," ujar Saefullah.

Andri mengatakan, 250 peserta ini berasal dari berbagai operator. Dari Kolamas Jaya sebanyak 15 orang, Komilet Jaya 10 orang, Budi Luhur lima orang, Purimas Jaya enam orang, Puskopau Halim Perdana Kusuma delapan orang, PT Kencana Sakti Transpirt enam orang, dan Koperasi Wahana Kalpika 200 orang.

"Karena memang dari jumlah kendaraannya juga paling banyak, kalau Kolamas kan 360 (kendaraan jadi) 15 orang. Kalau KWK 6350 kendaraan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement