Kamis 25 Jan 2018 17:38 WIB

Pemerintah Bantah 15 Ribu Orang Alami Gizi Buruk di Asmat

Tenaga kesehatan dan TNI telah mengintervensi dan menangani kasus ini.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Kesehatan Nila DF Moeloek (kanan) meninjau anak-anak penderita gizi buruk di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Menteri Kesehatan Nila DF Moeloek (kanan) meninjau anak-anak penderita gizi buruk di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Sosial (Kemensos) membantah kabar yang menyebut sebanyak 15 ribu orang di Asmat, Papua, mengalami gizi buruk. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengaku dirinya baru saja bertugas kembali dari wilayah itu beberapa waktu lalu.

Di situ ia mengaku menyaksikan tim terpadu yang terdiri atas tentara nasional Indonesia (TNI)/polri dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga dokter bekerja menangani kasus-kasus ini. Hasilnya, kata dia, sudah 117 kampung dari 23 distrik mendapat penanganan tim terpadu tadi.

Ia mengklaim, sebanyak 12.398 anak sudah dilayani petugas tim terpadu dari Kemenkes, Tentara Nasional Indonesia (TNI)/polri, dan dinas kesehatan setempat. "Tim terpadu memberikan pengobatan, pemberian gizi, hingga memberikan penyuluhan pada warga Asmat. Jadi tidak betul kalau ada kabar di media sosial yang menyebut kalau 10 ribu anak di Asmat dalam kondisi gizi buruk," katanya saat peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-58, di Jakarta, Kamis (25/1).

Namun, ia mengakui 646 orang dari 117 kampung memang terkena penyakit campak. Kemudian 144 anak dikategorikan gizi buruk. Sementara yang campak dan gizi buruk sebanyak empat anak dan suspect 25 orang. "Sebagian dari saudara kita di pelosok Papua sana yang belum mendapat berbagai pelayanan sosial dasar termasuk program keluarga harapan (PKH) Asmat yang baru (menjangkau) 371 keluarga penerima manfaat (KPM) padahal potensinya bisa sampai 13 ribu (KPM)," ujarnya.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Anung Sugihanto mengklaim, sedikitnya 20-an tenaga kesehatan (nakes) dan tentara nasional Indonesia (TNI) telah intervensi menangani kasus ini. Namun, ia mengakui memang baru 80 persen dari kampung-kampung di Asmat sudah dijangkau oleh tenaga kesehatan.

Artinya, sekitar 20 persen masih berupaya dijangkau. Jika berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), dia mengatakan, masih ada sekitar 2.350-an balita di Asmat kini mendapat predikat status gizi buruk dan kurang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement