Kamis 11 Jan 2018 23:57 WIB

Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang Ubah Pare Jadi Camilan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang mengubah Pare menjadi cemilan nikmat dalam bentuk keripik.
Foto: Wilda Fizriyani/REPUBLIKA
Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang mengubah Pare menjadi cemilan nikmat dalam bentuk keripik.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pare, sejenis sayuran yang sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia utamanya Malang. Meski rasanya cenderung pahit, makanan ini sering dikonsumsi dalam berbagai masakan.

Berbeda pada penyajian umumnya, siswa dan guru kewirausahaan SMK Muhammadiyah 2 Malang justru menyajikan pare dalam bentuk keripik. "Ini sama seperti keripik lainnya, dikasih terigu terus digoreng sama murid dan guru kami," kata anggota Tim Kewirausahaan SMK Muhammadiyah 2 Malang, Sri Wahyuniati saat ditemui Republika.co.id di Mal Dinoyo Malang, Kamis (11/1).

 

Sri tak menampik jika produk keripik pare ini bukan satu-satunya di Malang. Sudah ada sejumlah wirausahawan mencoba menyajikan pare dalam bentuk baru. Hal ini serupa dengan banyaknya buah dan sayuran yang berubah menjadi keripik.

 

Di sisi lain, Sri mengungkapkan, pare sebagai sayuran yang identik dengan rasa pahit. Dengan bentuk apapun, rasa pahit pare biasanya akan selalu ada. Untuk itu, dalam setahun ini pihaknya mencoba menyajikan pare dengan rasa pahit yang tak dominan dalam bentuk keripik.

 

"Terus idenya ini juga muncul karena kita lihat penanaman pare tidak sulit dan budidayanya juga murah. Juga, pare bagus untuk menurunkan tekanan darah tinggi bagi yang hipertensi," kata perempuan berhijab ini.

 

Guru Pembimbing Nurul Musthofa menerangkan, setiap memproduksi keripik pare ini biasanya akan mengeluarkan modal sekitar Rp 1,5 juta. Sekali produksi terdapat dua sampai tiga kilogram keripik pare yang berhasil diciptakan. Satu kilogram keripik pare biasanya akan terbagi menjadi 15 bungkus.

  

"Satu bungkus harganya Rp 17.500," tegas dia.

 

Dari segi penjualan, Nurul menjelaskan, tim biasanya hanya memproduksi apabila terdapat pemesanan. Pemesanan tidak saja dari Malang tapi juga di Sidoarjo. Mereka biasanya akan menjual lagi keripik yang dibeli dari pihaknya. Selain itu, pihaknya juga acap menjual keripik pare ke sejumlah mal dan event-event yang ada di Malang dan sekitarnya.

  

Dengan adanya keterlibatan siswa dalam kewirausahaan, Nurul menilai, sisi kemandiriannya dapat terbentuk. Terlepas dari keuntungan yang diperoleh, mereka setidaknya sudah tahu bagaimana menjadi wirausahawan. Mereka dapat membuka usaha apabila tak mendapatkan pekerjaan.

  

"Bukan mencari lapangan kerja, mereka justru nantinya bisa buka lapangan kerja buat lainnya," tambah dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement