Jumat 15 Dec 2017 04:17 WIB

Menafsir Petunjuk Allah di Mesir

Piramida Mesir
Foto: flickr
Piramida Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ali Akbar*

Kita tahu bahwa Fir’aun mendapat azab dari Allah karena mengaku diri sebagai tuhan. Namun, sebagai mahluk yang berpikir, mungkin penelitian dapat kita teruskan untuk mengkaji ayat-ayat yang lain.

Fir’aun sedemikian kaya dan berjaya, mampu mengerahkan rakyatnya untuk membuat banyak bangunan monumental. Terlepas dari motivasi apa yang digunakan membuat bangunan, maka diperlukan pengetahuan dan teknologi membuat bangunan. Kerja sama, manajemen waktu, stabilitas keamanan, ketahanan ekonomi, dan lainnya, termasuk juga diperlukan banyak makanan untuk para pembuat bangunan.

Dapat diperkirakan bahwa bangsa Mesir yang berada di Gurun Sahara yang panas, pada masa itu mampu mengolah lahan secara efektif dan efisien meskipun luasnya terbatas di sepanjang aliran Sungai Nil, bangsa Mesir mampu menjaga sumber mata air, dan melipatgandakan produksi makanannya. Contoh mata air yang masih terjaga adalah di Kuil Karnak di Luxor yang ketika diteliti para ilmuwan sebelum tahun 1914 pun, di antara reruntuhan bangunan masih terdapat oase atau semacam danau di kuil tersebut.

Dalam Surat Ash-Shu`arā' (26):57, Allah SWT berfirman: Maka Kami keluarkan Fir'aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air. Jika kita ke Mesir saat ini, terdapat mata air dan sumber air yang sangat dijaga keberadaannya. Sebagai contoh adalah Sungai Nil.

Panjang Sungai Nil kurang lebih sepanjang Pulau Jawa dari Merak sampai Banyuwangi. Meskipun cabang-cabang kecil sungai Nil yang sampai ke pelosok desa ada yang kotor, namun aliran utamanya jernih airnya dan bersih dari sampah.

Dapat dibayangkan sungai bersih sepanjang pulau Jawa dari barat sampai ke timur. Mungkin kita dapat mempelajari bagaimana bangsa Mesir mengelola tata airnya sehingga mendatangkan manfaat bagi kehidupan masyarakat kita saat ini dan juga untuk saat nanti.

Hakikat ilmu pengetahuan yang terus berkembang memungkinkan revisi dan saling melengkapi selalu ditantang dan telah dipandu pernyataan Alquran yang bersifat benar. Berbagai permasalahan hidup yang dialami manusia saat ini, petunjuk-petunjuk jawabannya ada di dalam Alquran.

Manusia diminta untuk membaca, “Iqro”, bacalah, kajilah, telitilah, telaah lah dengan menyebut nama Allah SWT, agar semua yang dilakukan mendapat berkah dan bernilai ibadah. Ada banyak petunjuk yang mungkin tidak dapat dijawab dalam satu periode hidup peneliti, karena memang Alquran dirancang untuk dibaca dan menjadi petunjuk bagi manusia-manusia sampai akhir zaman.

Dalam periode hidupnya yang singkat, manusia diminta untuk menggunakan akal dan ilmu. Manusia diminta untuk menanggalkan dengki dan dusta. Manusia diminta untuk berjalan di muka bumi dan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Semoga paparan ini dapat memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT. Wallahu a’lam

*Doktor Arkeologi lulusan Universitas Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement