Sabtu 09 Dec 2017 11:46 WIB

Yenny Wahid Suarakan Posisi Indonesia di Konferensi IISS

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Istanbul,Turki, Jumat (8/12).
Foto: Osman Orsal/Reuters
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Istanbul,Turki, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid menyuarakan posisi Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dalam konferensi The IISS Manama Dialogue 2017 di Bahrain.

"Saya akan sampaikan Indonesia dukung kemerdekaan Palestina," kata dia kepada wartawan, Jumat (9/12).

Ia mengatakan Indonesia selalu konsisten berada bersama Palestina memperjuangkan kemerdekaannya. Sehingga, menurut dia wajar jika pemerintah memprotes keras klaim sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut Yerusalem sebagai ibukota Israel.

"Saya hargai, itu sejalan dengan yang selama ini kita lakukan," ujar dia.

Yenny menyebut Indonesia memainkan peran besar keberatan atas klaim sepihak itu. Pun ia mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutus Menlu Retno Marsudi mendorong adanya pertemuan khusus tingkat menteri luar negeri, OKI, dan PBB.

"Dari situ terkumpul kekuatan dan bisa lakukan lobi bersama," kata Yenny.

Ia khawatir klaim sepihak Trump mengganggu stabilitas kawasan dan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sebab, menurut dia, pernyataan Trump sangat menyakiti hati umat Muslim. Ia meyakini Indonesia paham sulitnya penderitaan masyarakat Palestina sebagai bangsa terjajah. Sehingga, wajar apabila Muslim Indonesia sejak lama menyatakan bersama Palestina.

(Baca juga: PBB Tolak Pengakuan AS Terkait Status Yerusalem)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement