Senin 20 Nov 2017 21:41 WIB

Ponpes Jauharotul Klarifikasi Soal Isu Dolly Kembali Dibuka

Warga dengan menggunakan sepeda motor melintas di sekitar kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur. ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Warga dengan menggunakan sepeda motor melintas di sekitar kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengasuh Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah Surabaya, KH Mokhammad Nasih, menyampaikan klarifikasi terkait adanya berita tentang "Pesantren JH Dijual dan Isu Dolly Buka Kembali" yang sempat viral di media sosial.

"Munculnya berita ini diawali ketika ada beberapa orang yang mengaku berasal dari komunitas penulis. Mereka melakukan liputan di Ponpes Jauharotul Hikmah pada 10 November 2017," kata Mokhammad Nasih saat ditemui wartawan di Pondok Pesantren (Ponpes) Jauharotul Hikmah Jalan Putat Jaya 4B Timur Nomor 4, Surabaya, Jawa Timur, Senin (20/11).

Menurut Nasih, setelah melakukan liputan, muncul berita yang disebarkan melalui media sosial yang menyebut Ponpes Jauharotul Hikmah akan dijual dan lokalisasi Dolly masih buka. Padahal, lanjut dia, kenyataannya lokalisasi Dolly dan Jarak sudah ditutup sejak 2014 dan juga tidak ada aktivitas prostitusi dan hiburan malam.

"Lebih dari itu, Pemkot Surabaya sering melakukan operasi secara rutin di kawasan Dolly dan Jarak," kata Nasih.

Selain itu, Nasih menegaskan bahwa Ponpes Jauharotul Hikmah tidak dijual, melainkan akan diperluas lagi tempatnya karena sudah tidak cukup untuk menampung banyaknya santri. "Bukan dijual, tetapi lebih tepatnya membantu pembelian rumah yang ada di samping pesantren," katanya.

Ia mengatakan, pihak ponpes sudah membayar uang sebesar Rp 100 juta kepada pemilik rumah di samping ponpes, hanya saja uangnya masih kurang Rp 200 juta lagi. "Nah, untuk segera melunasi uang Rp 200 juta itu, bahasa saya 'menjual' (wakaf amal saleh), dalam arti sesungguhnya mengajak masyarakat yang berkenan membantu untuk keberlangsungan pendidikan di Pesantren JH demi kebaikan dan kemajuan Islam," kata Nasih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement