Sabtu 04 Nov 2017 01:37 WIB

Taman Asia Afrika Dibangun di Kiaracondong

Sejumlah warga mengunjungi taman alun-alun Kota Bandung, Jalan Asia Afrika, Selasa(30/12).  (foto: Septianjar Muharam)
Sejumlah warga mengunjungi taman alun-alun Kota Bandung, Jalan Asia Afrika, Selasa(30/12). (foto: Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung akan punya taman baru, yakni Taman Asia Afrika yang didedikasikan pada sejarah yang pernah tertoreh pada tahun 1955 dan letak taman tersebut ada di kawasan Kiaracondong.

Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil atau Emil, Jumat (3/11), mengatakan, dirinya mendapatkan permintaan dari negara-negara Asia dan Afrika agar memiliki tempat yang merepresentasikan sejarah Konferensi Asia Afrika selain Gedung Merdeka. Permintaan tersebut kini bisa diwujudkan dalam bentuk taman.

"Saya putuskan taman di sini bukan sekadar taman dan hutan kota, tapi punya tema sejarah namanya Taman Asia Afrika," tutur Ridwan saat melakukan peletakan batu pertama pembuatan Taman Asia Afrika di Jalan Kiaracondong.

Taman tersebut akan dibangun seluas 2,6 hektare dan luasan tersebut merupakan kewajiban pembangunan Ruang Terbuka Hijau di atas lahan seluas 13 hektare milik Pemerintah Kota Bandung yang akan dibangun kemudian hari.

Pembangunan RTH tersebut didahulukan agar manfaatnya langsung bisa dirasakan oleh masyarakat. Adapun pengerjaan taman tersebut diperkirakan akan memakan waktu 5-6 bulan.

"Sesuai janji saya dulu, bahwa penataan kawasan Kiaracondong ini kita mendahulukan hutan kota dan taman kota dengan temanya Taman Asia Afrika. Janji itu sampai di hari ini," katanya.

Ia mengatakan di taman tersebut, selain akan menjadi ruang rekreasi dan edukasi, ada juga fungsi untuk penahan banjir. "Jadi tidak hanya estetika tapi untuk memastikan menjadi serapan saat hujan, jadi saluran-saluran kita arahkan ke sini dengan teknologi filter air," katanya.

Menurut dia pembangunan infrastruktur di lokasi tersebut dilakukan oleh pihak swasta dengan mekanisme kerja sama investasi. Skema tersebut berubah dari sistem lama yang biasanya menggunakan skema Build-Operate-Transfer (BOT).

Kini, pemerintah kota telah membentuk perusahaan daerah yang akan mengelola aset-aset kota, yakni Bandung Infra Investama. Instrumen tersebut dinilai akan lebih memberi keuntungan kepada pemerintah. "Diharapkan ini akan lebih fair. Income buat pemkot-nya insya Allah lebih besar. Sudah dicek ke BPKP untuk asas keadilannya, saya kira ini akan luar biasa," katanya.

Emil mengatakan pengelolaan sisa lahan di Jalan Kiaracondong itu juga akan langsung dikerjasamakan dengan PT. BII. Berbagai infrastruktur akan dibangun, bentuknya bisa berupa zona ekonomi atau hunian, sesuai dengan kebutuhan.

"Kalau hunian, dari 100 persen, ada 20 persen harus untuk pasar menengah bawah. Pasar ini kita dahulukan untuk warga yang pernah tinggal di sini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement