Kamis 02 Nov 2017 20:22 WIB

Sebanyak 658 Dusun di Jabar Belum Teraliri Listrik

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Petugas memeriksa tegangan listrik saat peresmian jaringan listrik pedesaan di Kampung Sukasenang, Desa Tanjung Karang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (2/11).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas memeriksa tegangan listrik saat peresmian jaringan listrik pedesaan di Kampung Sukasenang, Desa Tanjung Karang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 658 dusun di wilayah Jawa Barat (Jabar) belum teraliri listrik. Menurut Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menargetkan, tahun depan 100 persen dusun di wilayah Jabar sudah teraliri listrik agar akselerasi percepatan pemerataan perekonomian bisa terealisasi. Karena, akses terhadap energi listrik akan membuka akses perekonomian suatu daerah.

"Aliran listrik akan meningkatkan produktivitas perekonomian masyarakat," ujar Deddy saat Peresmian Jaringan Listrik Pedesaan untuk 233 Dusun di Wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat (Jabar) 2017 di Desa Tanjungkarang Kecamatan Cigalontan Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (2/11).

Menurut Deddy, dengan adanya aliran listrik, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Salah satu sumbernya adalah penghematan pengeluaran keluarga untuk bahan bakar bagi kepentingan penerangan.

Alasannya, kata dia, dengan menggunakan lampu minyak, sebuah keluarga bisa mengeluarkan dana sekitar Rp 200 ribu per bulan. Sedangkan dengan berlangganan listrik 450 volt ampere, sebuah keluarga hanya perlu mengalokasikan rata-rata Rp 50 ribu untuk membayar tagihan listrik.

Deddy menjelaskan, penghematan sekitar Rp 150.000 per bulan tersebut, bisa digunakan untuk kebutuhan lain, termasuk konsumsi. Bahkan, bisa digunakan sebagai modal untuk memulai sebuah usaha mikro. Karena, infrastruktur kelistrikan juga selalu menjadi salah satu persyaratan utama saat seorang investor masuk ke suatu daerah.

"Listrik juga bisa mengantarkan masyarakat pada pasar baru yang lebih luas dengan berbasis digital," katanya.

Untuk akselerasi pembangunan infrastruktur kelistrikan tersebut, menurut Deddy, sejak 2001 sampai sekaran Pemprov Jabar sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 500 miliar untuk Program Listrik Pedesaan (Lisdes). Tahun ini dana yang dialokasikan sebesar Rp 50 miliar.

Menyambut hari listrik ke-72, diresmikan penyalaan jaringan listrik pedesaan yang tersebar untuk 233 dusun dan 156 desa di seluruh Jabar. Total rasio elektrifikasi di Jabar hingga September 2017 sudah mencapai 98,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement