Sabtu 21 Oct 2017 12:32 WIB

Budi Daya Sistem SRI Tingkatkan Produksi Padi di Kupang

Rep: Christiyaningsih/ Red: Reiny Dwinanda
Petani menyiapkan bibit padi untuk ditanam di persawahan memasuki musim tanam terakhir tahun 2017.
Foto: ANTARA/YUSRAN UCCANG
Petani menyiapkan bibit padi untuk ditanam di persawahan memasuki musim tanam terakhir tahun 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Budidaya dengan system of rice intensification (SRI) terbukti mampu menaikkan produksi padi. 

Fakta itu diperoleh ilmuwan dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) yang setahun terakhir telah mencoba mengembangkan sistem ini di Desa Baumata dan Kelurahan Tarus, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. 

"Produksi padi di sawah percobaan yang sebelumnya empat ton menjadi enam ton per hektare," ungkap Bayu Dwi Apri Nugroho, Program Manager Project SRI ICCTF-FTP UGM di sela panen raya di Desa Tarus, Sabtu (21/10).

Menurut Bayu, kunci tingginya produktivitas terletak pada jarak tanam selebar 30 sentimeter. 

Selain itu, dalam satu lubang hanya ditanam satu benih padi. Dengan demikian tingkat kompetisi antar tanaman menjadi lebih rendah.

Bayu menjelaskan, lahan sawah juga tidak harus selalu digenangi air sehingga disebut mampu mengurangi kebutuhan air. 

Di samping itu, sistem budidaya SRI dapat menekan gas metan hingga 20 persen karena menggunakan pupuk organik.

Proyek penelitian ini didanai Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) sekaligus sebagai upaya percobaan menekan emisi gas rumah kaca.

Kepala Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur Yohanes Tayruba mengungkapkan, provinsi ini memiliki potensi sawah maksimal pada musim hujan seluas 214 ribu hektare. 

Namun, bila musim kemarau tiba lahan yang dapat dimanfaatkan hanya seluas 66 ribu hektare atau sekitar 30 persen saja.

"Kami sudah mengembangkan sistem SRI secara sporadis sejak 2005," ungkapnya pada kesempatan yang sama. 

Menurutnya budidaya padi sistem SRI sangat cocok direplikasi di daerah kering, seperti NTT.

System of rice intensification merupakan salah satu alternatif budidaya padi sawah yang lebih hemat air dan rendah emisi. 

Penelitian di Madagaskar, Cina, dan Afganistan membuktikan bahwa sistem ini mampu meningkatkan produktivitas panen antara 11 sampai 100 persen.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement