Selasa 10 Oct 2017 11:47 WIB

Dewan Kerajinan Yogyakarta Didorong Terus Tingkatkan Peran

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Perajin membakar genteng kripik atau tradisional di sentra kerajinan genteng Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (29/8). Akibat minimnya minat kaum muda terhadap pembuatan genteng tradisional, perajin saat ini mengaku terkendala regenerasi penerus perajin genteng kripik yang biasa digunakan pada rumah tradisional Jawa seperti Joglo dan Limasan.
Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara
Perajin membakar genteng kripik atau tradisional di sentra kerajinan genteng Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (29/8). Akibat minimnya minat kaum muda terhadap pembuatan genteng tradisional, perajin saat ini mengaku terkendala regenerasi penerus perajin genteng kripik yang biasa digunakan pada rumah tradisional Jawa seperti Joglo dan Limasan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta menggelar Musyawarah Daerah (Musda) sekaligus pengukuhan pengurus untuk periode 2017-2022 di Swiss-Bel Hotel Yogyakarta, Senin (9/10). Pada kesempatan tersebut Wali Kota Haryadi Suyuti meminta Dekranasda untuk dapat terus meningkatkan peran dalam memajukan industri kerajinan.

Haryadi menuturkan, saat ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Pengusaha lokal terutama dari kalangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mau tidak mau harus bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar baik dari kalangan dalam negeri maupun luar negeri sebagai akibat dari diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 lalu.

Ia menilai Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kota Yogyakarta mempunyai peran yang sangat strategis dalam memajukan industri kreatif Kota Yogyakarta. Ia berharap Dekranasda bisa menjadi jembatan bagi kepentingan masyarakat dan mempercepat proses pembinaan dan pengembangan produk kerajinan sesuai dengan potensi masing-masing.

"Forum ini juga bisa memberikan motivasi kepada para pengusaha agar hasil kerajinan-kerajinan masyarakat bisa diperkenalkan melalui pameran sehingga dapat diperdagangkan serta mendatangkan pembeli dari dalam dan luar negeri," ujarnya.

Terkait kepengurusan Dekranasda, ia mengajak para anggota dan pengurus memanfaatkan Musda ini sebagai momentum yang baik untuk menyamakan persepsi mengawal visi dan misi organisasi ke depan. Agar keberadaan Dekranas Kota Yogyakarta dapat lebih maju sesuai dengan perkembangan jaman, mampu meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan anggotanya. "Dan tentu saja mampu memberikan sumbangsih bagi pembangunan Kota Yogyakarta," ucapnya.

Sementara itu Wakil Ketua Dekranasda DIY, Gusti Bendoro Raden Ayu Adipati Pakualam menuturkan, posisi Dekranasda sangat membantu DIY untuk membangun perekonomian sekaligus membangun Yogyakarta untuk Indonesia dan dunia. Dikancah dunia Yogyakarta sudah dikenal sebagai Kota Batik, sebagai kota kerajinan batik dunia harus dipertahankan dan dikembangkan.

Namun ia tidak memungkiri masih ada beberapa persoalan yang harus segera dipecahkan seperti masalah bahan baku, kualitas sumber daya manusia, permodalan, desain, pemasaran dan iklim ekonomi yang belum kondusif.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement