Selasa 12 Sep 2017 20:08 WIB

SMK di Kabupaten Bandung Barat Hanya Terima 7 Peserta Didik

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Siswa-siswi Sekolah Dasar mengikuti pelajaran di sekolahnya. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Siswa-siswi Sekolah Dasar mengikuti pelajaran di sekolahnya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- SMK swasta Bhakti Nusantara Nasional (BNN) yang berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa harus gigit jari. Lantarannya, saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 awal pertengahan tahun lalu hanya tujuh orang peserta didik yang mendaftar.

Kepala Sekolah SMK Bhakti Nusantara, Euis S Kusmiati mengatakan sejak lima tahun sekolah berdiri jumlah siswa yang bersekolah semakin berkurang. Salah satu alasannya, karena keberadaan SMK Negeri 1 yang baru berdiri satu tahun terakhir. Dampaknya, banyak siswa yang lebih memilih belajar kesana.

"Kami sekarang terus jemput bola mendatangi rumah-rumah warga di pelosok, mengajak anaknya agar sekolah di SMK BNN. Bahkan, untuk menarik minat mereka kita gratiskan uang SPP selama satu tahun bagi siswa kelas 1," ujarnya kepada wartawan, Selasa (12/9).

Menurutnya, terobosan tersebut dilakukan demi menjaga kelangsungan sekolah yang berada di Jalan Kolonel Masturi Kampung Cibadak RT 04/01, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat dan didirikan oleh almarhum Dadan Wahyudin, salah seorang pengajar di Sekolah Polisi Negara (SPN).

Ia menuturkan, di wilayah Cisarua terdapat SMK swasta lainnya yang memiliki jumlah siswa sedikit. Bahkan, salah satu sekolah swasta terpaksa harus tutup karena tidak ada peserta didik yang mendaftar. "Kita terus berupaya bertahan dengan kondisi seperti ini. Apalagi semangat siswa untuk belajar sangat tinggi," katanya.

Dirinya menceritakan SMK BNN merupakan sekolah kejuruan pertama di Kecamatan Cisarua. Dimana pertamakali berdiri tahun 2012 lalu, kegiatan belajar mengajar menumpang di SD Barukai sebab SMK BNN belum memiliki ruang kelas. Pada 2014, siswa-siswanya dipindah ke bangunan baru yang lahannya milik Sekolah Pendidikan Negara (SPN) Cisarua.

Euis mengatakan di kelas dua dan tiga pun mengalami hal yang sama kekurangan peserta didik. Dimana, kelas 2 hanya memiliki 25 murid dan kelas 3 hanya terdapat 15 orang murid.  "Kita terus berusaha berjuang mempromosikan sekolah," katanya.

Menurutnya, meski kekurangan siswa ia mengaku bangga dengan prestasi sekolah  sebab pernah mendapatkan piagam penghargaan yang diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan pada tahun 2015 lalu tentang Indeks Integritas penyelenggaraan Ujian Nasional yang tinggi tahun 2015 dengan IIUN 86,35.

"Alhamdulillah, siswa disini lulusannya banyak terserap di dunia kerja seperti menjadi kerja di puskesmas, rumah sakit dan minimarket," katanya.

Sementara itu, Didin Permana (17) salah seorang siswa kelas 1 jurusan Teknik Sepeda Motor mengaku betah bersekolah di SMK BNN Cisarua. Ia pun tidak mempermasalahkan dengan jumlah siswa yang sedikit. Sebab dengan itu justru guru akan lebih mengenal siswa-siswanya.

"Senangnya, pelajaran jadi lebih mudah dimengerti karena muridnya enggak terlalu banyak. Tapi sedihnya, temannya itu saja," ujarnya.

Ia mengatakan, memilih bersekolah di SMK BNN Cisarua karena jarak dari rumah ke sekolahnya tidak terlalu jauh sehingga tidak perlu mengeluarkan ongkos. Selain itu dirinya mengaku sangat bersemangat belajar di SMK tersebut.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement