Senin 17 Jul 2017 22:35 WIB

Padang Jadi Tuan Rumah Temu Bisnis Internasional

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kota Tua Padang.
Foto: Antara
Kota Tua Padang.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wali Kota Padang Mahyeldi, mengungkapkan rasa syukurnya atas terpilihnya Kota Padang menjadi tuan rumah temu bisnis internasional. Para pengusaha dari Arab Saudi juga hadir, dan pemerintah menyediakan dua kapal untuk para pengusaha berkeliling.

"Kota Padang secara administrasi sangat siap untuk bekerja sama dengan para investor, di samping memiliki banyak potensi secara geografis, Kota Padang juga sangat beruntung karena berada di tengah-tengah Pulau Sumatra. Dan seluruh potensi investasi, berada dekat dengan pusat kota yang sarana prasarananya sudah terbilang lengkap," ujar Mahyeldi, Senin (17/7).

Temu bisnis ini, bagi dia, dapat menjadi jendela bagi para pengusaha untuk mengenali potensi investasi unggulan di Sumatra Barat. Ini sejalan dengan pemerintah pusat, yang terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan dan menyederhanakan regulasi. Semua itu bertujuan agar para investor semakin tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia

"Berdasarkan hasil survei Japan Bank pada tahun 2016 'Menempatkan Indonesia Sebagai Nomor tiga Negara paling diminati untuk investasi di dunia'. Sehingga pemerintah pusat terus berbenah," ujar Direktur Promosi dan Pengembangan Investasi BKPM RI Husen Maulana.

Pertemuan bisnis antara pengusaha dari Arab Saudi dengan Pemda Sumatera Barat serta para pengusaha setempat, dilakukan di Hotel Inna Muara Padang dan diikuti oleh 100 pengusaha.

Dengan mengajak para pengusaha internasional untuk berkeliling Kota Padang secara langsung, dikatakan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, merupakan salah satu cara pendekatan yang luar biasa. "Saya rasa jika hanya mendengar atau melihat data-data tanpa meninjau langsung ke lokasi, itu merupakan hal yang biasa," tutur dia.

Nasrul Abit menambahkan, Pemda sudah sediakan dua unit kapal untuk berkeliling Sumatra Barat, dimana banyak tempat yang memiliki potensi investasi unggulan, yang bisa dikembangkan. Di antaranya, bidang energi (panas bumi dan hydropower), pertambangan, batu kapur, pariwisata (Kabupaten Kepulauan Mentawai, KWT Mandeh, KWT Gunung Padang), Perikanan serta potensi-potensi lainnya.

Untuk menunjang itu semua, pemda telah membuat terobosan dengan program pelayanan tiga jam tuntas untuk investasi minimum 100 miliyar atau mempekerjakan 1.000 orang tenaga kerja. Artinya, perizinan akan selesai dalam waktu paling lama tiga jam kerja, yang dihitung sejak pemohon mengajukan izin.

"Saya berharap semoga hasil kegiatan ini ada tindak lanjutnya, demi mendorong percepatan pembangunan di Sumatra Barat," ujar Nasrul.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement