REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno mengaku khawatir atas rangkaian peristiwa di Ibu Kota yang sampai menghilangkan nyawa manusia. Menurut dia, Jakarta memang termasuk dalam salah satu kota metropolis di dunia dengan tingkat keselamatan yang rendah.
"Saya pernah mengangkat masalah Jakarta ada di bawah dari tingkat keselamatan di dunia," kata Sandi di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/6).
Sandi menyebutkan, peringkat itu berdasarkan survei yang dilakukan Economist Intelligence Unit (EIU) pada 2015. Dua tahun lalu, EIU merilis riset Indeks Kota Teraman di Dunia yang menempatkan Jakarta sebagai kota paling tidak aman.
Dari 50 peringkat indeks tersebut, Jakarta menempati urutan terbawah dengan skor 53,71. Survei itu juga menempatkan Kota Tokyo, Jepang, sebagai kota teraman dengan skor 85,63.
Skor didasarkan atas nilai ratarata dari empat kategori, yakni keamanan digital, jaminan kesehatan, keamanan infrastruktur, dan keamanan personal.
Berbagai kejahatan mulai dari pencurian maupun perampokan disertai kekerasan bahkan pembunuhan marak terjadi di DKI Jakarta. Terakhir, Italia Chandra Kirana Putri (23 tahun) meninggal saat ditembak pelaku pencurian kendaraan bermotor ketika hendak berusaha menggagalkan aksi pelaku.
Menurut Sandiaga, hal ini harus menjadi perhatian bersama. Upaya menjaga keselamatan semua warga merupakan tanggung jawab bersama. Dia menyatakan masyarakat harus saling menjaga dan mengawasi lingkungan sekitar.
Sandi berpendapat cara ini mampu meminimalisir terjadinya kejahatan. Jika peran komunitas atau masyarakat dioptimalkan maka akan membantu pencagahan.
"Kalau ada tindakan yang mencurigakan kita harus pastikan jangan sampai itu memicu tingkat kejahatan yang lebih tinggi lagi," ujar dia.