Rabu 31 May 2017 23:13 WIB

Rektor IAIN Palu Sebut Pancasila Sejalan Pandangan Agama

Monumen Pancasila Sakti (ilustrasi)
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Monumen Pancasila Sakti (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Zainal Abidin menyebut Pancasila sebagai landasan negara tidak bertentangan dengan agama-agama yang ada di Indonesia. "Pancasila adalah kesepakatan para pendahulu dan pendiri bangsa yang digali dari akar budaya bangsa, serta tidak bertentangan dengan agama bahkan sejalan dengan pandangan agama," katanya di Palu, Rabu (31/5) malam.

Hal itu disampaikannya saat dimintai tanggapannya mengenai momentum lahirnya Pancasila. Zainal Abidin mengatakan, Pancasila yang memuat beberapa poin penting di antaranya mengenai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan musyawarah serta keadilan, merupakan bagian dari ajaran agama.

Pakar Pemikiran Islam Modern itu mengatakan Pancasila-lah yang dapat menjadi pemersatu bangsa dengan segala keragaman suku adat golongan dan agama di Tanah Air. Karena itu, tegas dia, upaya gerakan untuk mengganti Pancasila berarti mengkhianati para pendahulu dan pendiri bangsa. "Pancasila dicetus oleh pendahulu dan pendiri bangsa ini. Mestinya kita yang menikmati harus merawat dan menjaganya, bukan malah menggantinya," sebutnya.

Ia juga mengatakan momentum lahirnya Pancasila 1 Juni 2017, jangan hanya diperingati secara seremonil pada setiap tahun. "Kita boleh memperingati lahirnya pancasila, tetapi memeringati akan jauh lebih baik bila diikutkan dengan tindakan pengamalan," ujar Zainal.

Ia menyatakan bahwa Pancasila sebagai landasan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus menjadi dasar pedoman bagi semua warga negara di Republik ini, yang diketahui, diyakini serta diamalkan. Karena itu, idealnya tidak ada satu pun kelompok yang menentang atau berupaya menghapus pedoman dan dasar negara tersebut.

Namun ironisnya, akhir-akhir ini banyak gerakan dan penyebaran faham dari kelompok tertentu yang anti-Pancasila. Ia menegaskan bahwa tidak boleh ada pemaksaan faham tertentu untuk diterapkan demi mengganti Pancasila di Indonesia.

Dia juga menyarankan kepada semua elemen pemerintah, tokoh agama, adat, perempuan serta masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesatuan dan keutuhan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement