Kamis 25 May 2017 17:00 WIB

Kisah Para Perampok dan Penjajah dari Eropa

Kota Batavia di masa lalu saat VOC mempunyai kantor perwakilan
Foto: wrecksite.eu
Kota Batavia di masa lalu saat VOC mempunyai kantor perwakilan

Oleh Batara R. Hutagalung*

Selama ini di banyak buku sejarah di Indonesia ditulis, bahwa tujuan bangsa-bangsa Eropa datang ke berbagai Negara di luar Eropa, termasuk ke Nusantara untuk berdagang.

Namun apabila diteliti lebih dalam isi perjanjian-perjanjian yang dibuat di antara Negara-negara Eropa dan struktur oraganisasi “kantor dagang”, maka akan jelas terlihat, bahwa sejak awal, tujuan mereka bukanlah untuk berdagang, melainkan untuk menguasai Negara-negara yang mereka kunjungi di luar Eropa dan menguasai perdagangan di wilayah tersebut.

Yang mengawali mencari dan memperebutkan wilayah jajahan di luar Eropa adalah Spanyol dan Portugal.

Dengan difasilitasi oleh Paus Alexander VI, dalam Traktat Tordesillas, pada 7 Juni 1494, mereka sepakat membagi dunia menjadi dua bagian, hanya untuk kedua kerajaan tersebut. Kemudian diperkuat dengan Traktat Zaragoza. pada 22 April 1529, di mana Kepulauan Maluku “diserahkan” kepada Portugal.

Tujuan portugal dan Spanyol bukan untuk perdagangan, melainkan dari awal murni merampok dan menjajah negara-negara yang mereka datangi, seperti yang dilakukan oleh orang2 Spanyol di benua, yang mereka namakan AMERIKA.

Yang dilakukan oleh “para penakluk” (Conquistador)Spanyol di benua Amerika, adalah merampok habis-habisan emas dan perak di kerajaan-kerajaan di Amerika Selatan, membantai penduduknya dan menghacurkan peradaban Aztek di Mexiko, Inca di Peru dan Maya di sekitar Guatemala dan Belize. 

Datangnya orang2 Eropa ke Asia Tenggara melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berlayar dari Portugal ke India melalui Semenanjung Harapan _(Cape of Good Hope)_ di ujung selatan Afrika.

Kemudian perebutan wilayah jajahan ikut diramaikan oleh Inggris, Belanda, Perancis, Belgia, Italia dan Jerman.

Selama ratusan tahun masa penjajahan oleh Negara-negara Eropa tersebut, terjadi perampokan, pembantaian massal, perbudakan dan berbagai tindakan yang sangat biadab terhadap penduduk di wilayah jajahan mereka.

'Jual-beli' dan 'tukar guling' wilayah jajahan banyak dilakukan oleh para penjajah.

Dalam memperebutkan wilayah jajahan, mereka juga saling merampok dan membunuh dengan kejam. Bahkan juga memperbudak para tawanan perang mereka, walaupun sesama orang Eropa, seperti yang dilakukan oleh belanda terhadap tawanan perang orang2 Portugis.

Misi dagang sebagai kedok dilanjutkan dengan politik pemukiman –kolonisasi- yang dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman/penjajahan).

Indikasinya adalah, "Kantor Dagang Pusat" dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal, dan "Kantor Dagang cabang" dipimpin oleh Gubernur.

Bangsa Portugis datang terlebih dahulu datang ke Nusantara yaitu tahun 1512, jauh sebelum kedatangan Belanda yang waktu itu masih *dijajah* oleh Spanyol. Selain di Malakka,Portugis memusatkan perhatian mereka di kepulauan Maluku, yang kaya akan rempah-rempah –komoditi langka dan sangat mahal di Eropa. 
Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah di kepulauan Maluku selama sekitar 100 tahun.

 

*Batara R. Hutagalung 
Ketua Umum Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement