Jumat 19 May 2017 16:38 WIB

Ini Tiga Alasan Mengapa Paham Timur Tengah Mudah Masuk ke Indonesia

Rep: Fuji EP/ Red: Teguh Firmansyah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Halaqah Kebangsaan NU dan Muhammadiyah yang mengusung tema Negara Pancasila dan Khalifah. Dalam kesempatan itu, Muhammadiyah menyampaikan alasan mengapa membuat paham dari Timur Tengah mudah masuk ke Indonesia.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, kalau dikaitkan dalam konteks jejaring antara Indonesia dengan Timur Tengah, maka sudah sewajarnya banyak paham dari Timur Tengah masuk dengan mudah ke Indonesia. Ada tiga alasan yang membuat paham dari Timur Tengah mudah masuk ke Indonesia.

"Pertama, Timur Tengah masih dianggap sebagai kiblat umat Islam di dunia," kata Mu'ti saat Halaqah Kebangsaan NU dan Muhammadiyah di Gedung PBNU, Jumat (19/5).

Ia menerangkan, pemikiran yang berasal dari Timur Tengah hampir seluruhnya memiliki jejaring di Indonesia. Dilihat secara sekilas, kata ia, inspirasi pendirian Muhammadiyah dan NU tidak bisa dilepaskan dari pengalaman KH Ahmad Dahlan dan Hasyim Asyari saat menuntut ilmu di Arab Saudi.

Ilmu yang mereka pelajari dari para ulama di Makkah dan negara sekitarnya telah memberikan inspirasi. Inspirasi tersebut cukup kuat mendorong mereka mengembangkan Islam di Indonesia, serta membangun gerakan di Indonesia.

Mu'ti menjelaskan, alasan kedua, secara historis memang ada kedekatan yang sangat kuat antara Indonesia dengan Arab Saudi, Mesir dan Palestina. "Kedekatan historis itu kemudian punya implikasi kepada ikatan yang bersifat emosional antara umat Islam yang ada di Indonesia dan yang ada di Timur Tengah," ujarnya.

Ia menambahkan, yang ketiga, konflik serta berbagai macam persoalan yang ada di Timur Tengah mendapatkan resonansi di Indonesia. Bentuk resonansinya berbeda-beda. Misalkan, ada seseorang yang meninggal dunia di Palestina karena dibunuh Israel. Maka akan menjadi berita besar di Indonesia. Kemudian, akan ada gelombang aksi besar.

"Kadang-kadang kalau ada peristiwa serupa di tanah air kita, jangankan demo, takziah pun tidak," jelasnya.

Ia menegaskan, Hizbut Tahrir dengan mudah masuk ke Indonesia dengan tiga alasan tersebut. Selain itu, mereka juga mengangkat isu yang membuat setiap kalangan mudah tertarik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement