Rabu 17 May 2017 09:10 WIB

Bogor Canangkan Sekolah Ibu di 6 Kecamatan

Anak dan ibunya
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak dan ibunya

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekolah Ibu yang dirancang Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Jawa Barat resmi diluncurkan, salah satu tujuannya untuk mewujudkan ketahanan keluarga. "Melalui Sekolah Ibu kita wujudkan rumah tangga yang aman dan nyaman," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane Ardian Bima Arya, di Bogor, Rabu (17/5).

Terhitung mulai tanggal 17 Mei 2017 Sekolah Ibu akan dibentuk di enam kecamatan yang ada di Kota Bogor. Sekolah Ibu menyasar kaum perempuan yang memiliki anak usia sekolah. "Tujuannya selain meningkatkan kapasitas ibu dalam mengurus rumah tangga, dan mendidik anaknya," katanya.

Menurut Yane, Sekolah Ibu juga diharapkan menjadi sarana meningkatkan pengetahuan ibu dalam mendidik anak dan menciptakan ketahanan keluarga. Selain itu, menindaklanjuti maraknya fenomena pernikahan dini.

Pernikahan dini lanjutnya, disebabkan beberapa faktor diantaranya persoalan pendidikan. Padahal, wanita yang belum cukup umur secara psikologis dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak serta ketahanan keluarganya. "Ini jadi menyambung dengan penelitian saya tentang tingkat kecerdasan emosi ibu dikaitkan angka perceraian yang tinggi," katanya.

Yane menuturkan, Sekolah Ibu penting didirikan guna meningkatkan ketahanan keluarga dan menciptakan generasi muda yang berkualitas melalui peran ibu. Peran ibu perlu ditingkatkan untuk mewujudkan ruma aman dan nyaman bagi anak dan keluarga.

"Besarnya tanggungjawab ibu atas pola pengasuhan anak di rumah mendorong PKK Kota Bogor berinovasi dengan membentuk Sekolah Ibu," kata istri Wali Kota Bogor ini.

Peluncuran Sekolah Ibu berlangsung bersamaan dengan kegiatan Hari Kesatuan Gerak PKK Kota Bogor yang juga diisi dengan seminar tentang Membangun Kekokohan Keluarga dengan Memahami Otak dan Watak Pasangan. Menurut Yane, rendahnya kualitas keluarga disebabkan karena tidak optimalnya peran dan fungsi keluarga di mana sebuah keluarga seharusnya memiliki fungsi agama, fungsi sosial dan budaya, fungsi cinta dan kasih, fungsi kesehatan dan reproduksi.

"Keluarga juga berfungsi sebagai perlindungan, fungsi sosialisasi, pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi lingkungan," kata Yane.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement