Senin 15 May 2017 21:52 WIB

Menghadirkan Tanah Suci di Bumi Seribu Masjid

Gubernur NTB TGB Zainul Majdi memberikan keynote speech pada acara Rembuk Republik sekaligus peluncuran Pesona Khazanah Ramadhan di Gedung Kemenpar Jakarta, Kamis (4/5).
Foto: Prayogi/Republika
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi memberikan keynote speech pada acara Rembuk Republik sekaligus peluncuran Pesona Khazanah Ramadhan di Gedung Kemenpar Jakarta, Kamis (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fuji Pratiwi

JAKARTA -- Bila diamati, pemilihan waktu wisata umat Islam tampak ber-evolusi. Muslim tak lagi merasa terkotakkan oleh waktu dan bisa bepergian kapan saja, termasuk saat Ramadhan, misalnya untuk berumrah. Otoritas Arab Saudi mencatat, ada dua juta orang berumrah saat Ramadhan 2015.

Dalam Ramadan Travel Report 2016 yang dirilis MasterCard bersama CrescentRating, ada enam faktor yang meningkatkan jumlah perjalanan Muslim selama Ramadhan. Keenam faktor itu adalah umrah, bisnis, Ramadhan bersama keluarga, mencari pengalaman baru kultur Ramadhan di tempat berbeda, dan durasi atau cuaca ekstrim saat Ramadhan.

Selain itu, dengan kekayaan budayanya, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga coba menangkap peluang ini, memberi pengalaman baru Ramadhan termasuk untuk wisatawan Muslim. Pada Ramadhan 2017 ini, NTB akan menghelat Pesona Khazanah Ramadhan.

Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menjelaskan, ide Pesona Khazanah Ramadhan di Bumi Seribu Masjid lahir dengan beberapa harapan dan latar belakang. Melihat situasi bangsa yang sedang tidak nyaman dengan adanya ketegangan, NTB ingin berkontribusi mendinginkan suasana agar bangsa ini lebih nyaman dan ketegangan itu bisa dikendurkan.

Dengan situasi yang lebih dingin, makna keragaman bangsa ini bisa ditangkap kembali sebagai satu nikmat. ''Khusus di NTB kami ingin masuk dari sisi membangun spiritualitas. Karena kami meyakini dari pengalaman NTB sebagai provinsi mayoritas Muslim, kondisi NTB selalu kondusif,'' ungkap pria yang kerap disapa Tuan Guru Bajang itu dalam Rembuk Republik di Kantor Kementerian Pariwisata Jakarta, Kamis (4/5).

Dalam perkembangan beberapa tahun terakhir, kata Zainul, NTB bisa disebut sebagai salah satu daerah di Indonesia yang pertumbuhan pariwisatanya paling tinggi dibanding daerah lain. Spiritualitas juga punya hubungan dengan pembangunan pariwisata.

Zainul menegaskan, keberagaman menopang kehidupan bermasyarakat dan tidak benar bila keberagaman disebut meresahkan. “Keberagaman turun dari Allah SWT dan pasti punya tujuan, termasuk untuk menghadirkan kebaikan dan kedamaian,” ujarnya.

Zainul mengemukakan, keyakinan spiritual bisa jadi pintu masuk bagi sesuatu yang lebih baik. Karena itu, NTB mengusung tema besar itu sebagai kontribusi dan mencontohkan bahwa di NTB momentum Ramadhan ikut mengembalikan situasi dan keadaan yang lebih nyaman sebagai anak bangsa.

Bulan suci Ramadhan, mungkin karena dimensi ukhrawi yang kuat, jadi diidentikkan dengan pasif. Bahkan kinerja pelayanan publik juga mengendur, produktivitas menurun. Melalui Pesona Khazanah Ramadhan, NTB ingin mengingatkan dan mengajak semua pihak  untuk menghidupkan Ramadhan.

Selain mengisi Ramadhan dengan tarawih, tadarus, dan tahajud di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center,  Lombok, akan ada puluhan kegiatan lain sepanjang Ramadhan. Zainul ingin mengajak semua menyadari betul Ramadhan justru jadi energi yang sangat besar. Bukan diam, tapi bergerak. ''Karena dalam bergerak itu ada berkah. Kita tunjukkan Ramadhan berkorelasi positif dengan produktivitas kita sebagai masyarakat,'' ungkapnya.

Secara khusus, kata Zainul, NTB sudah mendeklarasikan dirinya sebagai salah satu destinasi wisata halal sejak dua tahun lalu. NTB yakin ini merupakan upaya menciptakan satu segmen baru pariwisata NTB.

Di satu sisi, kata Zainul,  wisata konvensional tetap berjalan dan di sisi lain sengaja diciptakan segmen baru, segmen wisata halal. “Dengan wadah bernama pariwisata halal, perlu isi yang sesuai,” ujarnya.

Zainul mengungkapkan, selama ini memang ada langkah yang sudah dilakukan misalnya menyertifikasi halal hotel dan restoran sebagai hal paling mendasar. Pun fasilitasi sertifikasi halal produk pangan yang difasilitasi pemerintah daerah.

Juga pembekalan wawasan keislaman yang utuh untuk pramuwisata dan pembekalan Bahasa Arab untuk pramuwisata agar bisa menangani wisatawan dari Timur Tengah. Pemerintah Daerah NTB juga terus membenahi destinasi agar wisatawan Muslim lebih nyaman.

Maka, Zainul  melihat upaya NTB tak boleh berhenti di situ. Harus ada terobosan lain yang membuat wadah pariwisata halal tidak hanya tampak bagus luarnya, tapi juga berkualitas isinya. Maka, ia melihat adalah juga penting memberi pengalaman spiritual berbeda kepada umat Islam khususnya yang sedang berwisata ke NTB, laiknya sedang menjalankan Ramadhan di Masjidil Haram dan Nabawi.

''Karena itu kami akan mengundang empat iman besar dari Suriah, Libanon, Maroko, dan Mesir. Tiap imam akan mengimami shalat selama satu minggu. Kami harap ini bisa menghadirkan suasana yang beda. Sehingga Ramadhan betul-betul kita rasakan mengembalikan kesucian jiwa,'' tutur Zainul Majdi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement