Jumat 12 May 2017 18:06 WIB

Digaji Rp 200 Ribu, Perawat di Lampung Demo

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham
Demo para perawat (ilustrasi).
Foto: Antara
Demo para perawat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah perawat turun ke jalan-jalan protokol Kota Bandar Lampung, Jumat (12/5). Mereka menyuarakan nasib perawat zaman sekarang yang berstatus tenaga kerja sukarela (TKS) yang diupah hanya Rp 200-300 ribu per bulan.

Massa perawat berdatangan dari berbagai kota dan kabupaten di Lampung menggunakan pakaian putih-putih dan memajang banner dan spanduk. Mereka menggelar aksi long march hingga Tugu Adipura. Aksi turun ke jalan juga berkaitan dengan hari perawat sedunia hingga menuju kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung.

Aspirasi yang disampaikan perawat di Lampung, meminta pemerintah segera menghapus program TKS bagi perawat dan menyediakan lapangan kerja dengan upah yang layak. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Lampung, Dedi Afrizal mengatakan, saat ini nasib perawat dianaktirikan dari profesi lain.

Pemerintah terus melakukan moratorium jasa perawat, namun produk lulusan perawat setiap tahun terus bertambah. Ia mengatakan, adanya moratorium bagi tenaga perawat di Indonesia membuat lembaga menerapkan TKS perawat. “Ironisnya, upah perawat TKS tersebut Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu saja. Ini tidak manusiawi,” katanya.

Menurut dia, adanya moratorium perawat berdampak pada menumpuknya tenaga perawat dari lembaga pendidikan keperawatan, karena daya serap tenaga perawat terjadi penurunan. “Pengangguran perawat berpotensi tinggi. Sehingga memunculkan TKS yang upahnya tidak layak,” katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement