Senin 10 Apr 2017 19:22 WIB

Terlalu Mahal Jika Paslon Pertaruhkan Integrasi Sosial demi Kekuasaan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu adegan dalam video kampanye yang diunggah akun twitter Ahok Basuki T Purnama @basuki_btp
Foto: Screenshot video kampanye yang diambil dari akun twitter Ahok Ba
Salah satu adegan dalam video kampanye yang diunggah akun twitter Ahok Basuki T Purnama @basuki_btp

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia Arif Susanto mengomentari video kampanye Ahok-Djarot yang dianggap mengandung unsur SARA. Menurutnya, terlalu mahal jika paslon mana pun mempertaruhkan integrasi sosial masyarakat Jakarta hanya demi kontestasi kekuasaan.

"Terlalu mahal jika paslon yang mana pun mempertaruhkan integrasi sosial masyarakat Jakarta hanya demi kontestasi kekuasaan. Tanpa integrasi sosial dan keterbukaan terhadap keberagaman, Jakarta akan sulit tumbuh menjadi kota beradab," kata Arif saat dihubungi Republika.co.id, Senin (10/4).

Arif menjelaskan, pada tahun 1945, para pendiri negara membangun fondasi Indonesia sebagai suatu negara 'semua buat semua'. Yaitu suatu negara yang tidak terdiri atas suatu kelompok tunggal, yang tidak didominasi pula oleh kelompok tertentu, melainkan yang mengembangkan solidaritas kebersamaan dalam keberagaman.

"Indonesia adalah suatu negara Bhinneka Tunggal Ika," ucap Arif.

Sebelumnya, video kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP)-Djarot Saiful Hidayat yang diunggah di media sosial menuai kritik masyarakat. Video berdurasi dua menit itu diduga mengekspos adegan berbau SARA sehingga mengundang kritik dari para netizen dan juga banyak pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement