Ahad 12 Feb 2017 16:14 WIB

Forum Jambore Bali Siap Tangkal Radikalisme-Intoleransi

Silaturahmi Polda Bali dengan tokoh umat Muslim di Bali dalam rangka menumbuhkan rasa kebhinekaan dan kesatuan serta cinta tanah air di Denpasar (Ilustrasi)
Foto: Mutia Ramadhani/Republika
Silaturahmi Polda Bali dengan tokoh umat Muslim di Bali dalam rangka menumbuhkan rasa kebhinekaan dan kesatuan serta cinta tanah air di Denpasar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Forum Jambore Indonesia Provinsi Bali siap meningkatkan kebersamaan dan persatuan anak muda Pulau Dewata untuk menangkal radikalisme dan sikap intoleran dari kelompok tertentu yang anti-Pancasila di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Itu upaya kami dari generasi muda untuk meneruskan pucuk kepemimpinan negara dalam mewujudkan generasi emas Indonesia 2045 yang terbebas dari isu-isu SARA," kata salah anggota Forum Jambore Indonesia perwakilan Bali, Timotius Mordan, di Denpasar, Ahad (12/2).

Timotius mengemukakan hal itu saat menyampaikan hasil sosialisasi Forum Jambore Indonesia di Jakarta pada 4-6 Februari 2017 yang telah diikuti 3.000 mahasiswa dari 401 kampus dari 21 provinsi se-Indonesia. "Kami berharap forum itu mendorong masyarakat Bali, khususnya generasi muda, untuk mampu memahami pentingnya nasionalisme, patriotisme dan persatuan sesuai konstitusi dan Pancasila sebagai dasar negara," katanya.

Selain itu, pihaknya menegaskan, bahwa kampus sebagai lembaga akademik akan menjadi benteng pengetahuan agar tidak berkompromi dengan kelompok radikal dan intoleran. "Kelompok itu gemar menghakimi perbedaan pendapat dengan beragam stigma SARA," ujar Timotius Mordan yang juga Ketua DPM Universitas Mahendradatta itu.

Pihaknya telah bersepakat untuk siapapun yang menggunakan isu SARA sebagai alat politik ambisi untuk merebut kekuasaan, akan berhadapan dengan generasi muda yang tidak menginginkan menjadi pewaris konflik, tetapi menjadi pewaris Pancasila dan UUD 1945.

"Untuk itu, kami sepakat untuk menggemakan hasil jambore antara lain menolak dan lawan isu SARA dan seluruh upaya adu domba rakyat, menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan, menolak dan melawan organisasi radikal yang anti-Pancasila serta usut tuntas semua korupsi tanpa pandang bulu," katanya.

Dalam sosialisasi forum itu di Jakarta, delegasi Bali telah mengirimkan 24 mahasiswa dari lima kampus besar di Bali yakni Universitas Dyhanapura, Saraswati, Warmadewa, Mahendradatta dan Dwijendra. Sementara kampus lainnya seperti Universitas Udayana (Unud) dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) akan terus didekati untuk bersama-sama mengawal keutuhan NKRI.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement