Senin 23 Jan 2017 17:48 WIB

Emil: Di Bandung, Keluarga Mapan akan Asuh Keluarga Miskin

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Pemkot Bandung meluncurkan inovasi berbasis digital dalam mengentaskan kemiskinan. Selain menggunakan anggaran dari APBD Kota Bandung, juga dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Yakni, dengan cara mencanangkan sistem Family for Family (FOF).

Menurut Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil, untuk mengetaskan kemiskinan, maka sebagai kota yang mengedepankan teknologi digital dan smart city, maka Pemkot Bandung menggunakan teknologi. Kata dia, pada 2017 ini, Pemkot Bandung fokus mengentaskan kemiskinan dengan jalur cepat.

Bahkan, anggarannya pun, sudah disiapkan. Yakni, selain dari APBD Kota Bandung juga melibatkan partisipasi masyarakat. Yakni, dengan cara mencanangkan sistem family for family (FFF). "Sistem atau satu keluarga yang mapan mengasuh keluarga yang pra sejahtera," ujar Emil sapaan Ridwan Kamil, Senin (23/1).

Menurut Emil, dengan sistem FFF ini sebanyak 60 ribu keluarga yang tidak mampu akan di data serta dicatat dalam data base digital oleh relawan. Sehingga, pada saat ditampilkan di web akan ada profil lengkap kekurangan sebuah keluarga tidak mampu yang dapat menjadi acuan bagi keluarga mampu yang akan mengasuhnya.

"Kecanggihan teknologi digital digabung dengan masalah sosial dapat mengentaskan masalah kemiskinan dan mendukung kolaborasi yang sudah dilakukan pemerintah," katanya.

Sistem FFF ini, kata dia, merupakan suatu sistem yang tidak hanya mengedepankan sisi materi tetapi akan lebih menjalin hubungan emosional. Karena, bukan hanya dibantu secara materi tapi diberikan bantuan lain bersifat moril, panduan serta monitoring juga berdasarkan profil keluarga tidak mampu yang diasuh. "Sehingga, nantinya akan bisa mandiri setelah mampu dan dilepas," katanya.

Berkaitan dengan besarnya nilai bantuan, Emil mengatakan, setelah dihitung diperkirakan untuk jangka waktu paling cepat yaitu satu tahun, sebuah keluarga tidak mampu membutuhkan sekitar Rp 10 juta - Rp 15 juta.

Jadi, kata dia, nantinya kalau ada kebutuhan materi dengan angka nominal tertentu akan dibelikan suatu penunjang usaha keluarga yang tidak mampu. "Akan di belanjakan melalui relawan FFF sehingga benar-benar diserap sesuai kebutuhan," katanya

Emil menilai, dengan Sistem FFF ini di antara keluarga akan terjalin hubungan emosional. Karena, sering bertemu jadi bisa memonitor, memantau permodalan atau mencarikan pekerjaan bagi keluarga yang diasuhnya.

Rencananya, kata Emil, Website FFF ini akan di Launching pada Februari 2017. Nantinya, website ini bisa diakses langsung oleh masyarakat. Nama website ini menggunakan bahasa Inggris karena akan dibawa ke dunia. "Nantinya bila ada donatur dari luar negeri bisa ikut mendonor juga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement