Senin 23 Jan 2017 16:40 WIB

Habib Rizieq: Ada Jutaan Alternatif Rectoverso, Mengapa Pilih Palu-Arit?

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Habib Rizieq usai diperiksa Polda Metro Jaya mendatangi kerumunan massa untuk berorasi dan mengajak massa pulang ke rumahnya masing-masing, Senin (23/1).
Foto: Republika/Fuji EP
Habib Rizieq usai diperiksa Polda Metro Jaya mendatangi kerumunan massa untuk berorasi dan mengajak massa pulang ke rumahnya masing-masing, Senin (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam besar FPI Habib Rizieq baru saja menjalani pemeriksaan atas kasus palu arit di Polda Metro Jaya. Selama pemeriksaan empat jam tersebut, Habib Rizieq mengaku gagal paham atas pemilihan lambang palu arit dalam teori rectoverso tersebut.

Penjelasan dari pihak Bank Indonesia (BI) bahwa logo tersebut menggunakan teknik rectoverso. Tujuannya sebagai bentuk pengamanan uang kertas dari pemalsuan.

Habib Rizieq Sihab menilai, teknik rectoverso memiliki ribuan bahkan jutaan alternatif. Tetapi dia tidak mengerti alasan BI memilih bentuk palu arit sebagai pengamanan uang agar tidak mudah dipalsukan.

"Jadi ada jutaan ribuan alternatif rectoverso kenapa pemilihan BI kok yang mirip palu arit?" kata Rizieq Sihab di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (23/1).

Oleh karena itu, dalam pemeriksaan Rizieq juga mengklarifikasi bahwa dirinya tidak menuduh apalagi memfitnah perihal palu arit dalam logo rupiah yang baru. Namun, hanya mempertanyakan mengapa BI memilih lambang yang mirip palu arit dari sekian ribu bentuk lainnya.

"Saya sampaikan bahwa saya tidak memfitnah dan menuduh. Saya berikan uang kertas cetak dan kita buktikan ini (macam-macam bentuk yang bisa digunakan BI)" kata Rizieq sambil menunjukkan lembaran kertas.

(Baca Juga: Massa Aksi Bebaskan Habib Rizieq)

Untuk diketahui Rizieq menerima sebanyak 23 pertanyaan dari penyidik Polda Metro Jaya. Pemeriksaan ini seputar kasus Palu arit yang dituduhkan oleh Rizieq di uang rupiah baru.

Sebelumnya, Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat pernah mengatakan, dalam melaksanakan tugas pokok di bidang pengedaran uang, BI senantiasa berupaya agar uang rupiah yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri pengaman yang cukup mudah dikenali masyarakat sekaligus melindungi uang dari unsur pemalsuan.

Unsur pengaman ini, kata dia, secara terus-menerus telah disosialisasikan oleh BI, termasuk di seluruh wilayah NKRI, dan juga dapat dilihat di situs web BI. "Salah satu unsur pengaman yang ada dalam uang rupiah adalah gambar saling isi atau rectoverso," katanya Ahad (13/11). Unsur pengaman ini telah digunakan oleh BI sejak 1995.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement