Sabtu 21 Jan 2017 06:54 WIB

Mahasiswa PKU Unida Gontor Kunjungi Republika

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Hazliansyah
Mahasiswa dari Universitas Darussalam Gontor bersama Redaktur Pelaksana Republika, Subroto, saat mengunjungi ruangan redaksi di Jakarta, Selasa (10/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Mahasiswa dari Universitas Darussalam Gontor bersama Redaktur Pelaksana Republika, Subroto, saat mengunjungi ruangan redaksi di Jakarta, Selasa (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 30 mahasiswa peserta Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Jawa Timur, mengunjungi Kantor Harian Umum Republika, Jumat (20/1). Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi mahasiswa PKU untuk dapat menggali ilmu soal teknik penulisan dan seluk-beluk bidang jurnalistik.

Menurut salah satu pembina mahasiswa PKU Unida Gontor, Ustaz Hendri Salahudin, menulis merupakan salah satu tradisi ulama di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi para peserta PKU Unida Gontor, sebagai calon ulama, untuk bisa menulis dengan baik.

Selain itu, pelatihan atau kunjungan ke Republika ini juga dinilai penting agar mahasiswa peserta PKU Unida Gontor dapat memahami bagaimana sebuah berita diproduksi. Sehingga, tidak malah menjadi korban pemberitaan.

"Dan supaya tidak ketinggalan informasi. Akhirnya bisa melengkapi trik-trik berdakwah dan bisa santun di media sosial," kata Ustaz Hendri.

Kunjungan para mahasiswa peserta PKU Unida Gontor itu diterima langsung oleh Redaktur Pelaksana Harian Republika, Subroto. Menurut dia, Republika dapat menjadi saluran atau wadah bagi para mahasiswa peserta PKU Unida Gontor untuk bisa memberikan pendapat ataupun opini terkait kondisi-kondisi terkini.

Tidak hanya itu, berbagai rubrik di Republika juga siap menampung hasil tulisan atau artikel dari para mahasiwa PKU Unida Gontor, termasuk soal wacana-wacana keislaman.

"Sebagian besar memang produk dari wartawan kami, tapi juga ada beberapa rubrik yang berasal dari luar, seperti Hikmah, yang berisi tentang tuntunan agama," ujar Subroto.

Lebih lanjut, Subroto menjelaskan, sebagai media berbasis Islam, Republika memang hadir untuk menjadi saluran suara umat Islam di Indonesia.

Subroto pun berharap, Republika tetap bertahan dan menjadi media yang dipercaya untuk terus menyuarakan kepentingan umat Islam. Hingga saat ini Republika telah berusia 24 tahun.

"Mohon doanya supaya kami bisa menjadi besar dan terus dipercaya serta tetap berwibawa. 24 tahun menjadi prestasi tersendiri. Tidak banyak media mainstream bertahan begitu lama," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement