Senin 12 Dec 2016 05:44 WIB

UMM Kembangkan Gerakan Literasi di Kalangan Kaum Muda

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Teguh Firmansyah
Para siswa yang ada di MTSN Karangampel membaca buku pada peluncuran Gerakan Madrasah Literasi oleh Pemkab Indramayu bersama dengan Kantor Kementrian Agama, di MTS Negeri Karangampel, Jumat (28/10).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Para siswa yang ada di MTSN Karangampel membaca buku pada peluncuran Gerakan Madrasah Literasi oleh Pemkab Indramayu bersama dengan Kantor Kementrian Agama, di MTS Negeri Karangampel, Jumat (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Universitas Muhammadiyah Malang kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun tradisi intelektual yang sehat di negeri ini. Akhir pekan lalu, kampus perguruan tinggi swasta termegah di Indonesia itu mencetuskan gerakan literasi untuk menumbuhkan semangat kelimuan di tengah-tengah kaum muda.

Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM, Dr Pradana Boy MA mengatakan, kecepatan penyebaran informasi melalui media sosial dan media online, dewasa ini, mengharuskan masyarakat mencerna berbagai berita yang ada secara lebih bijak dan kritis.

“Kaum muda sebagai kelompok pribumi digital (digital native) diharapkan mampu menjadi aktor utama penggerak kedua media tersebut melalui literasi kritis,” ujar Pradana lewat surat elektronik yang diterima Republika.co.id, Senin (12/12).

Menurut dia, membangun tradisi intelektual di kalangan muda pada masa sekarang tidaklah mudah, karena memerlukan metode yang serius. Karena itulah lembaganya menggandeng Jaringan Islam Muda Muhammadiyiah (JIMM) untuk menggelar diskusi gerakan literasi Muhammadiyah di Ruang Sidang Senat UMM di Ruang Sidang Senat UMM, Sabtu (10/12) lalu.

Melalui cara tersebut, PSIF berusaha mengenalkan kepada publik bahwa UMM memiliki komitmen yang kuat untuk memperkaya khazanah intelektual melalui forum-forum diskusi. 

“Diskusi literasi adalah tradisi yang tengah kami bangun secara masif dan konsisten. Jika sebuah gerakan kecil dikerjakan secara konsisten maka gerakan tersebut akan membawa dampak yang besar bagi masyarakat,” kata Pradana menjelaskan.

Untuk semakin memperkuat tradisi literasi tersebut ke depannya, PSIF berencana mengadakan call for paper pada 2017 nanti. Lewat wadah ini, kalangan muda berkesempatan menulis dan berbicara tentang pemikiran maupun isu-isu terkini. “Selain itu, kami juga akan menghadirkan pembicara ahli sesuai dengan tema yang diangkat. Para ahli dihadirkan bisa dari internal dan dari luar UMM,” ungkap Pradana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement