Selasa 06 Dec 2016 20:25 WIB

Kulon Progo Kembangkan Empat Agrowisata

Objek Wisata Kalibiru, Kulonprogo, Yogyakarta
Foto: ROL/Winda Destiana
Objek Wisata Kalibiru, Kulonprogo, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan empat agrowisata agar mampu menggerakkan perekonomian masyarakat.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distan) Kulon Progo Aris Nugroho di Kulon Progo, Selasa, mengatakan agrowisata yang telah dikembangkan, yakni Agrowisata Embung To Negoro (Kalibawang), Embung Kleco (Girimulyo), Kebun Teh Nglinggo dan Tritis (Samigaluh), dan Hutan Mengrove Pasir Mendit (Temon).

"Kami giatkan pertanian terpadu dari penanam hingga pemasaran produk dengan mengembangkan sentra-sentra produk. Untuk itu, kami kembangkan agrowisata," kata Aris.

Ia mengatakan beberapa sentra yang dikembangkan yakni Embung To Negoro sebagai sentra durian seluas 20 hektare. "Kami fasilitasi infrastruktur embung dengan geo membran. Saat ini berkembang baik, kunjungan wisata sudah banyak, dan kebun buah mulai berbuah," kata dia.

Agrowisata yang sama yakni Embung Kleco. Di sana, sebagai sentra buah kelengkeng seluas 20 hektare. Agrowisata lain yang berkembang baik adalah Agrowisata Kebun Teh Nglinggo dan Tritis. Kunjungan wisata sudah baik. Tanaman teh dikembangkan dengan baik dan fasilitas bantuan sarana pengolahan.

"Harapannya, wisatawan berkunjung. Wisatawan dapat menikmati teh di tempat. Kami berharap pelaku wisata menyuguhkan paket wisata," katanya.

Saat ini, kata Aris, kawasan kebun teh Samigaluh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Masyarakat menyuguhkan paket-paket wisata alam, homestay dan serta kegiatan kebudayaan. Setiap akhir pekan, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 2.500 hingga 3.000 orang per hari.

"Kami merangkul Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Diparpora) untuk mengembangkan parisata dan perkembunan secara integrasi. Harapannya, memberdayakan masyarakat setempat," katanya.

Terkait petani teh yang kesulitan memasarkan hasil olahannya, Aris mengatakan pangsa pasar teh buatan petani Samigaluh segmennya memang masyarakat tertentu. Masyarakat secara luas, masih terpaku pada teh buatan pabrik.

Untuk itu, ia meminta petani bekerja sama dengan pelaku wisata menawarkan teh lokal dalam paket wisata. Hal ini, merupakan cara mempromosikan teh produksi petani yang efektif dan gratis.

"Petani teha harus memanfaatkan perkembangan wisata kebun teh, sebagai ajang promosi gratis. Kami berharap mereka juga meningkatkan kualitas produksi, sehingga teh lokal Samigaluh banyak digemari masyarakat luas," kata Aris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement