Jumat 18 Nov 2016 22:35 WIB

Ratusan Arsitek Pamerkan Karya di Lawang Sewu

Lawang Sewu
Foto: Republika/Mg15
Lawang Sewu

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ratusan arsitek yang tergabung dalam Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dari berbagai daerah bakal memamerkan karya arsitekturnya pada Pekan Arsitek 2016 di Gedung Lawang Sewu, Semarang.

"Berbagai inovasi karya desain infrastruktur kota, konstruksi, material, taman, jalan, ruang terbuka hijau (RTH), perumahan, dan sebagainya," kata Ketua IAI Jawa Tengah Satrio Nugroho di Semarang, Jumat (18/11).

Menurut dia, keberadaan IAI sebagai organisasi yang membawahi arsitek sebenarnya sudah cukup tua dan sudah sedemikian dikenal oleh pemerintah maupun industri pengembangan jasa konstruksi nasional.

Banyak pula, kata dia, kontribusi karya-karya atau produk arsitektural dari anggota-anggota IAI yang dinikmati masyarakat dalam bentuk pembangunan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. "Namun, untuk berinteraksi atau dengar pendapat dengan masyarakat selama ini masih terbilang minim. Kami tidak sekadar pamer karya, namun juga ingin memberikan nilai rekreasi edukatif," katanya.

Pekan Arsitek 2016 yang berlangsung di Gedung Lawang Sewu pada 22-26 November 2016, lanjut dia,bisa menjadi ajang bertukar pengalaman dan pengetahuan mengenai teknologi seputar arsitektural. "Ya, baik bagi pemerintah, arsitek, maupun masyarakat luas. Kami ingin mengenalkan berbagai inovasi karya para arsitek muda yang tidak hanya bersaing di tingkat nasional, namun internasional," katanya.

Ia menjelaskan konsep interaksi dalam penyelenggaraan ajang itu mengolaborasikan empat pilar, yakni organisasi profesi dan asosiasi, kalangan industri, pemerintah, dan tentunya masyarakat. "Kami juga akan memberikan kontribusi kepada pengunjung, seperti bedah karya, klinik arsitektur, klinik planologi, dan sebagainya sebagai pengetahuan bagi masyarakat dalam mengenal desain," katanya.

Ada pula diskusi "public hearing" yang digelar, kata dia, misalnya mengenai Pasar Johar hingga seputar revitalisasi Kawasan Kota Lama, sebab revitalisasi bangunan kuno tidak boleh dilakukan sembarangan. "Misalnya, mengecat. Untuk bangunan kuno atau bangunan tua proses (pengecatan, red.) berbeda dengan bangunan umumnya. Apakah konstruksi mengalami kelelahan beton, perlu direduksi," katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pekan Arsitek 2016 Sugiarto menambahkan IAI Jateng memiliki setidaknya 1.100 arsitek yang menjadi anggotanya, dan 612 arsitek di antaranya telah mengantongi sertfikat. "Ada 12 daerah yang akan berkontribusi mengirim karya arsitektur, antara lain Yogyakarta, Surakarta,  Bali, hingga Papua. Kami gelar pula sejumlah 'workshop' untuk para arsitek muda," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement