Ahad 13 Nov 2016 16:56 WIB

Danrem 044/Gapo Presentasi Inovasi Pencegahan Karhutla Bios 44 di Maroko

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Komando Resort Militer (Korem) 044/ Garuda Dempo (Gapo) menciptakan teknologi pencegah dan pemadam Karhutla yang diberi nama Bios 44 dan Nusantara Gapo 44.
Foto: Republika/ Maspril Aries
Komando Resort Militer (Korem) 044/ Garuda Dempo (Gapo) menciptakan teknologi pencegah dan pemadam Karhutla yang diberi nama Bios 44 dan Nusantara Gapo 44.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Inovasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) temuan Korem 044/ Garuda Dempo (Gapo) 'Bios 44' dipamerkan pada KTT Perubahan Iklim 2016 atau COP 22 yang dihelat di Marrakesh, Maroko. Pameran ini berlangsung pada 7 – 18 November 2016.

Di Paviliun Indonesia, pada KTT Perubahan Iklim 2016 atau COP //(Conference of the Parties)// 22 - The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Komandan Korem 044/ Gapo Kol Inf Kunto Arief Wibowo tampil sebagai pembicara dengan topik ”Local Innovative Forest Fire Prevention and Land Supression.”

Menurut Kunto yang juga Komandan Satgas penanganan Karhutla Sumatera Selatan (Sumsel) kepada Republika, Ahad (13/11),  delegasi Indonesia juga menampilkan berbagai inovasi dari berbagai komunitas dalam menjaga dan melestarikan lingkungan khususnya yang terkait dengan upaya penanganan karhutla, salah satunya Sambuponti Nozzle yang menjadi temuan Sinar Mas Forestry/APP yang dikembangkan di Kalimantan Barat.

Dalam pemaparannya, Kunto menjelaskan, tentang Bios 44 dari rekayasa bahan organik sebagai zat tambahan untuk pemadaman kebakaran hutan. Danrem 044/ Gapo selain memberikan pemaparan juga menampilkan tayangan film tentang Bios 44 yang sudah dipresentasikan di depan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya pada Agustus 2016 lalu.

Selain Komandan Korem/ 044 Gapo, menurut Kunto, delegasi Indonesia juga disertai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nur Masripatin. “Dari TNI dan Polri ada Komandan Korem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi dan Wakapolda Kalimantan Barat Brigjen Pol Joko Irianto,” katanya.

Dari Sumsel pada COP 22 juga ikut berbicara Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang diwakili staf khusus bidang perubahan iklim Najib Asmani. Gubernur Sumsel memaparkan tentang  tata kelola hutan lestari berbasis lanskap melalui upaya Kemitraan Pengelolaan Ekoregion dalam koridor South Sumatra Green Growth (SSGG).

Staf khusus Gubernur Sumsel menjelaskan tentang konsep hijau dalam restorasi, rehabilitasi serta konservasi kawasan hutan agar tetap lestari. Konsep tersebut sebagai model tata kelola lanskap berbasis hutan. “Melalui model //Green South Sumatra// dengan melibatkan semua stakeholder dalam upaya mendukung penurunan emisi gas rumah kaca untuk mengantisipasi pemanasan global,” ujar Najib Asmani.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement