Ahad 06 Nov 2016 14:59 WIB

Dua Nakhoda Kapal Nelayan Indonesia Diculik di Sabah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Joko Sadewo
Ilustrasi penculikan
Foto: IST
Ilustrasi penculikan

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA KINABALU -- Dua nakhoda kapal nelayan warga negara Indonesia diculik di pantai timur Kuala Kinabatangan, Perairan Sabah, pada Sabtu (6/11). Kedua nakhoda yang berusia 52 dan 46 tahun itu diculik dari dua kapal berbeda pada pukul 11.00 dan 11.45 waktu setempat.

Komandan Keamanan Timur Sabah, Datuk Wan Bari Wan Abdul Khalid, mengonfirmasi insiden penculikan tersebut. Menurutnya, perairan Sabah dan gugusan pulau Tawi-Tawi saat ini tengah menjadi wilayah rawan penculikan.

Ia menjelaskan, penculikan terjadi tiga mil dari Perairan Kertam dan 15 mil dari Sungai Kinabatangan. Diketahui ada banyak kapal nelayan di wilayah tersebut saat penculikan berlangsung.

"Dalam insiden pertama, lima orang bersenjata di speed boat menaiki perahu nelayan dan menculik kapten berusia 52 tahun. Mereka meninggalkan dua awak berusia 47 tahun dan 35 tahun di atas kapal," ujar Wan Bari, dikutip dari The Strait Times.

Wan Bari menambahkan, orang-orang bersenjata itu kemudian melarikan diri ke arah perairan internasional. Mereka lalu berhasil menculik nahkoda kapal lain sekitar tiga mil laut dari penculikan pertama.

"Mereka hanya menculik nakhoda dan meninggalkan tiga orang lainnya, termasuk anak 10 tahun," tambahnya.

Wan Bari menuturkan, mereka mendapat informasi tentang insiden itu sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Rincian informasi baru didapat setelah kru kapal mencapai Dermaga Sandakan pada pukul 06.40 waktu setempat.

Orang-orang bersenjata itu, tiga di antaranya memakai seragam dan dua lainnya mengenakan pakaian sipil. Mereka mematikan peralatan komunikasi, termasuk sistem GPS dari kapal-kapal nelayan tersebut.

Diyakini para penculik berasal dari salah satu pulau di Tawi-Tawi. Mereka disinyalir tidak terkait dengan kelompok radikal Abu Sayyaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement