Kamis 27 Oct 2016 16:19 WIB

Pengungsi Banjir Citarum Kekurangan Air Bersih

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Banjir luapan Citarum,menggenangi jalan di daerah Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Rabu (8/6). (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Banjir luapan Citarum,menggenangi jalan di daerah Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Rabu (8/6). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Sejumlah pengungsi korban banjir luapan sungai Citarum akibat hujan yang terus menerus di Gedung Inkanas, Kabupaten Bandung mengeluhkan bantuan air bersih dari pemerintah daerah yang minim, termasuk logistik, sembako. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pengungsi harus membeli air minum kemasan.

"Logistik biasanya sehari dua kali, tapi sekarang tiga hari sekali. Untuk air bersih, sejak Rabu kemarin mengungsi hingga sekarang belum ada pasokan yang datang," ujar Koordinator Pengungsi di Gedung Inkanas Atep (35) kepada Republika.co.id, Kamis (27/10).

Ia menuturkan, sudah melaporkan ke petugas di GOR Baleendah tentang kebutuhan air bersih. Akan tetapi, disebutkan harus ada rekomendasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung terkait kebutuhan air bersih. hingga saat ini belum ada penyaluran yang diberikan kepada pengungsi.

"Dulu mah Camat sering kontrol, mengecek kebutuhan pengungsi. Sekarang setelah pergantian Camat jarang mengontrol," ungkapnya.

Menurutnya, di Kampung Cigosol, Kelurahan Andir, ketinggian banjir naik turun dari 1 meter hingga 1,5 meter. Apalagi jika hujan terjadi di wilayah Majalaya dan Pangalengan maka akan Terdampak ke wilayah Cigosol.

Dirinya mengatakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi, air yang digunakan berasal dari jetpump gedung Inkanas. Ia mengaku belum mengetahui kapan air bersih akan dikirimkan. Padahal sudah menyampaikan hal tersebut ke BPBD.

"Kemarin sudah bilang ke BPBD soal air bersih. Tapi kata BPBD pakai dulu aja air Jetpump. Mereka yang mau masak ngambil ke mesjid di belakang gedung sambil ngantri,"ungkapnya.

Warga korban Banjir asal Kampung Cienteung, Baleendah yang mengungsi di GOR Baleendah, Titin (35) mengaku sejak mengungsi pada Rabu kemarin, hingga saat ini belum ada bantuan yang disalurkan dari Pemerintah daerah kepada para pengungsi. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan sendiri dengan membeli. "Tadi pagi ketinggian air sudah mencapai dagu. Apalagi sekarang kelihatan mau hujan lagi," ungkapnya.

Ia menuturkan, sebelumnya sudah kembali ke rumah dan berada selama satu minggu. Namun, sejak Senin kemarin banjir sudah mulai datang dan akhirnya Rabu kemarin mengungsi kembali.  Dirinya yang tinggal di RT 02 RW 20 mengaku aktivitas sekolah anaknya sempat terganggu sebab pakaian sekolah dan buku-buku masih berada di rumah yang tergenang. Sehingga, anaknya tidak bisa sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh pengungsi di GOR Baleendah mencapai 25 KK, 80 Jiwa. Sementara di Gedung Inkanas sebanyak 25 KK, 70 jiwa dari Kampung Cigosol, Kelurahan Andir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement