Kamis 06 Oct 2016 22:02 WIB

Petani Kopi Luwak di Kabupaten Bandung Masih Sedikit

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kopi luwak menjadi salah satu kuliner eksotis yang dihargai tinggi.
Foto: dok Republika
Kopi luwak menjadi salah satu kuliner eksotis yang dihargai tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung mengungkapkan jumlah petani kopi luwak di Kabupaten Bandung relatif masih sedikit. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidakmampuan petani untuk memenuhi standar yang sudah ditetapkan secara internasional.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab Bandung, Tisna Umbaran mengakui jika jumlah petani kopi luwak masih sedikit. Sebabnya, standar internasional yang harus diikuti untuk proses pembuatan kopi luwak yang belum bisa terpenuhi.

"Petani kopi luwak masih sedikit karena kalau dulu banyak tapi sesuai yang diminta standar internasional tidak boleh ada penyiksaan hewan, fasilitas harus memadai, makanan tidak boleh dipaksa, kita coba datang ke petani untuk sosialisasi itu," ujarnya di Soreang, Kamis (6/10).

Menurutnya, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para petani kopi luwak tentang standar yang harus diikuti. Salah satu petani kopi luwak yang sudah memenuhi standar dengan jumlah hewan luwak sebanyak 100 ekor berada di Pangalengan.

Kepala UPTD Pengembangan Usaha Tani, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Rusyanto mengatakan hingga saat ini jumlah peternak kopi luwak sebanyak 17 peternak dan yang sudah masuk ke pasar internasional sebanyak 5 peternak. "Peternak kopi luwak 17 peternak, yang besar 5 kriteria sudah masuk ke internasional," ujarnya.

Ia menuturkan, penyelenggaraan kegiatan Agronomi di Kabupaten Bandung yang diselenggarakan saat ini diharapkan bisa membuat petani kopi luwak bisa berkembang baik petani kopi luwak alam ataupun yang diternakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement