Kamis 22 Sep 2016 15:24 WIB

75 Koleksi Yogya di British Library akan Didigitalkan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dwi Murdaningsih
Naskah Kuno.
Foto: Republika / Darmawan
Naskah Kuno.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ada sekitar 75 koleksi Yogyakarta di British Library yang secara bertahap akan didigitalkan. Dari seluruh naskah kuno yang ada di British Library ada 300 buah dan 75 koleksi diantaranya tentang Yogya.

"Saat ini koleksi Yogya yang ada di British Library yang sudah diserahkan kepada kita  ada tujuh berupa naskah kuno dan akan kami terjemahkan dalam bahasa Indonesia," kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY Budi Wibowo pada saat mendampingi tim dari British Library melakukan audiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (22/9).

Karena itu dari British Library mengatakan  yang diminta diprioritaskan akan didahuluikan akan diseleksi. Kalau menunggu program kerja  British Library dalam satu tahun hanya hanya mampu mendigitalkan 4-5 naskah. Sehingga terlalu lama kalau sebanyak 75 koleksi Yogya digiitalkan, bisa mencapai 15 tahun.

Koleksi Yogya tersebut antara lain berisi seni, budaya, filosofi, seperti Serat Seloroso 1803 yang ditulis oleh abdi dalem keraton yang dan lain-lain. Budi mengaku mendapat informasi tersebut dari seorang penulis buku tentang Diponegoro Peter Gary bahwa di British Library banyak naskah Yogyakarta.

"Akhirnya kami memburu dan menelusuri ke British Library dan ternyata betul. Sehingga kami ingin mendapat copynya lalu melakukan  otentikasi bahwa itu sesuai dengan naskah aslinya," ujarnya.

Lead Curator Southeast Asian Studies The British Library Annabel Teh Gallop mengatakan pihaknya berperanan membuat versi digital supaya bisa dipasang di internet dan siapa saja bisa mengakses secara gratis. Saat ini koleksi Indonesia yang ada di British Library ada sekitar 600 naskah, 300 masalah diantaranya merupakan naskah Jawa dan 100 naskah melayu. Sedangkan khusus naskah Yogya ada 75, dan yang sudah digitalkan ada delapan naskah.

Menurut dia, yang menjadi kendala untuk dilakukan digital adalah apabila naskah secara fisik sudah rusak, tulisan sudah pudar dimakan rayap dan tidak bisa dibaca. Namun kebanyakan naskah Indonesia dalam keadaan cukup baik, kecuali yang ditulis dalam daun lontar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement