Ahad 31 Jul 2016 22:52 WIB

Pasien Penyakit Jantung Mendominasi RSUD Bekasi

Pasien terbaring di bangsal Rumah Sakit. Ilustrasi
Foto: Huffingtonpost
Pasien terbaring di bangsal Rumah Sakit. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Saban tahun pasien penyakit jantung mendominasi pelayanan kesehatan di RSUD Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Penyakit jantung ini telah menjadi tren di RSUD Kota Bekasi setiap tahunnya. Untuk pasien rawat jalan tercatat nomor satu terbanyak untuk tahun ini," kata Direktur Utama RSUD Kota Bekasi Titi Masrifahati di Bekasi, Ahad (31/7).

Meski belum dapat mempublikasikan angka pasien penyakit jantung secara pasti. Namun, Titi memastikan mayoritas pasien yang menderita penyakit tersebut berada pada kisaran usia 40 tahun ke atas.

"Artinya, penyakit jantung ini banyak diderita masyarakat Kota Bekasi dengan rentang usia di atas 40 tahun," katanya.

Titi mengimbau masyarakat dengan usia tersebut untuk memiliki pola hidup sehat yang disarankan ahli. Dikatakan Titi, RSUD Kota Bekasi didukung Pemkot Bekasi sudah melakukan respons terhadap permasalahan jantung dengan menambah peralatan medis dan pelayanan serta jumlah dokter dan keahliannya.

"Kami buka laboratorium konsultasi jantung, yang semula dirujuk ke rumah sakit di Jakarta, nanti bisa dilakukan ke RSUD," katanya.

Dikatakan Titi, pihaknya telah memiliki layanan kateterisasi jantung, untuk mendiagnosa keadaan jantung dan pembuluh darah serta tindakan terapi bagi pasien jantung. Program kateterisasi jantung adalah merupakan prosedur diagnostik untuk melihat kelainan jantung, meliputi kelainan anatomi jantung, penyempitan atau sumbatan pembuluh darah koroner, gangguan fungsi jantung dan sebagainya.

Bila dalam hasilnya ditemukan ada penyumbatan ataupun penyempitan pembuluh darah, kata dia, maka ada tindakan selanjutnya baik dengan pemasangan cincin jantung (stent jantung) atau tindakan operasi bedah jantung (CABG). Titi mengatakan, RSUD Kota Bekasi sudah menambah kamar operasi bagi pasien dari semula lima kamar, menjadi 10 kamar operasi yang tujuannya untuk mempercepat pelayanan operasi bagi pasien yang setiap hari terus meningkat.

Selain itu juga dilakukan penambahan kapasitas ruang kamar perawatan bedah untuk rawat inap yang selama ini berjumlah 55 hingga 60 kamar menjadi 75 hingga 80 kamar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement