Kamis 28 Jul 2016 06:07 WIB

Mengambil Hikmah dari Banyuwangi-Mall.com, Sebuah Inovasi Digital Marketplace

Red: M.Iqbal
Operator Banyuwangi Mall mengoperasikan website penjualan online di Rumah Kreatif, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (3/5).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Operator Banyuwangi Mall mengoperasikan website penjualan online di Rumah Kreatif, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh: Dias Satria, Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang

 

Mendengar kata ‘mall’, bayangan kita mungkin langsung terasosiasi dengan sebuah pusat perbelanjaan dengan variasi outlet dan eskalator. Namun, berbeda dengan Banyuwangi-Mall.com yang merupakan sebuah website marketplace (tempat berjualan daring) untuk mempromosikan dan menjual produk-produk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) khas Banyuwangi, Jawa Timur serta mempromosikan paket-paket wisata lokal dan festival seni yang ada di wilayah tersebut.

 

Banyuwangi-Mall.com merupakan sebuah inovasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk menjembatani produk lokal dengan pasar yang lebih luas, serta menjadi wadah bagi penguatan branding dan marketing produk-produk lokal. Laman ini merupakan pionir marketplace yang diinisiasi oleh pemerintah daerah. Dalam pengembangannya, pemda menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) sebagai mitra.

Dalam konteks inklusivitas, Banyuwangi-Mall.com berhasil mendukung strategi pembangunan pemerintah yang berkelanjutan melalui pemberian kesempatan dan peluang yang luas bagi pengusaha UMKM lokal untuk memperluas jaringan pasar mereka. Hal inilah yang terkadang menjadi kendala UMKM lokal karena perluasan jaringan daring membutuhkan biaya yang besar dan pengetahuandi bidang teknologi informasi.

Pada sisi lain, jika dilakukan sendiri-sendiri, maka dalam konteks skala ekonomi akan tidak efisien. Sebab, produk-produk yang dijual oleh UMKM jumlahnya terbatas dan tidak sebanding dengan biaya dan effort yang harus dikeluarkan. Hal ini terkait dengan karakteristik UMKM yang skala bisnisnya kecil dan lokasinya tersebar (scattered) sehingga menyebabkan biaya produksi UMKM tinggi dan tidak efisien.

Dengan adanya tim manajemen Banyuwangi-Mall.com, maka tugas melakukan marketing dan penjualan serta memfollow-up feedback dari customer dapat dijembatani oleh tim tersebut. Selanjutnya yang menarik dalam konsep yang dikembangkan oleh Banyuwangi-Mall.com adalah adanya rumah kreatif yang bertugas mendampingi secara langsung para pelaku UMKM.

Dimulai dari mengembangkan inovasi produk, desain packaging maupun pendampingan dalam literasi keuangan. Dalam konteks ini, tim kreatif berfungsi menjadi konsultan produk-produk UMKM agar mampu berdaya saing dan memberikan sebuah nilai tambah ekonomi (value added) bagi pelaku UMKM.

Banyuwangi-Mall.com merupakan sebuah inovasi dalam kebijakan yang mendukung ekonomi kerakyatan dengan memperkuat ideologi collective actions yang diinisiasi oleh pemerintah, dimana biaya-biaya ekonomi di tanggung secara bersama-sama untuk kebutuhan yang lebih besar. Di beberapa negara maju, collective actions biasanya dilakukan dalam bentuk union seperti farmer union dan lain-lain.

Dalam konteks ini pemerintah daerah betul-betul jeli dalam melihat esensi masalah yang ada dalam UMKM, seperti masalah marketing channel maupun pendampingan rill (desain produk dan manajemen). Hal yang masih tradisional dilakukan oleh pemda-pemda lainnya hanya sebatas dalam melakukan pelatihan-pelatihan dan permodalan namun belum secara rill menyentuh kebutuhan UMKM untuk memperluas jaringan mereka secara sustain dan berkelanjutan.

Hal yang menjadi sangat penting dalam kebijakan ini adalah sebuah keberpihakan yang besar terhadap ekonomi kerakyatan, yang seharusnya juga menjadi target bagi daerah-daerah lainnya. Implikasi positif dari keberpihakan ekonomi pada ekonomi kerakyatan sebenarnya ada pada kekuatan keberlanjutan pembangunan dan berkurangnya gap kesenjangan pendapatan.

Sehingga dalam konteks penguatan ekonomi, inovasi kebijakan tersebut mampu meredam tekanan eksternal (krisis global) karena kuatnya ekonomi-ekonomi lokal. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman krisis dimana wilayah-wilayah yang memperkuat UMKM dan ekonomi lokal akan lebih survive dalam meredam tekanan resesi dan krisis.

Namun, tantangan terbesar dari Banyuwangi-Mall.com terkait dengan keberlanjutan program ini di masa yang akan datang. Sebab, sejatinya sebuah program akan survive dalam jangka panjang jika secara finansial mampu membiayai kegiatannya sendiri (self-funded) dan tidak tergantung dari dana CSR ataupun APBD.

Oleh karena itu, perluasan jaringan pasar harus terus dilakukan seiring dengan pengembangan inovasi-inovasi produk yang lebih baik dan berdaya saing. Perluasan jaringan pasar Banyuwangi-Mall.com dengan menyambungkan website ini dengan advertising daring berskala global harus dilakukan, agar produk-produk lokal serta paket-paket wisata lokal diminati turis-turis mancanegara.

Selanjutnya, Banyuwangi-Mall.com harus menjadi jembatan informasi dari customer untuk memberikan masukan atas inovasi produk bagi UMKM agar lebih baik dan berdaya saing. Pada sisi lain, penguatan klaster-klaster industri harus juga dikembangkan oleh pemerintah untuk mendorong upaya difusi teknologi dan informasi yang lebih baik untuk UMKM agar lebih maju dan berdaya saing secara berkelompok.

Terakhir, proses ini harus berjalan secara baik dan dinamis agar Banyuwangi-Mall.com senantiasa dapat memperbaiki sistemnya sesuai dengan preferensi pasar dan mampu menjadi jembatan yang baik bagi UMKM pada pasar global. Sebuah laman yang tidak hanya sekadar memberikan peluang market place namun lebih dari itu menjadi partner UMKM untuk berkembang dan maju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement