Rabu 20 Jul 2016 17:58 WIB

TNI-Polri Jangan Saling Klaim Kasus Santoso

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Kelompok Santoso
Foto: mardiah/Republika
Ilustrasi Kelompok Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Tinombala berhasil menembak mati pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah. Hal tersebut dianggap sebagai prestasi bagi Satgas Tinombala yang berisi unsur TNI dan Polri.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Hanafi Rais, berharap tidak ada saling klaim dalam kasus tersebut. Penanganan terorisme, ujar Hanafi, harus dilakukan atas dasar kepentingan negara, bukan hanya kepentingan sektor-sektor tertentu.

''Kami tidak ingin dari kasus Santoso, antara TNI dan Polri saling mengklaim. Ini yang nembak TNI, tapi Polisi yang mendapat nama. Jangan sampai seperti itulah. Kami ingin penanganan terorisme ini betul-betul untuk kepentingan negara, bukan kepentingan sektoral,'' tutur Hanafi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/7).

Hanafi pun berharap, pasca keberhasilan Satgas Tinombala menangkap Santoso, TNI dan Polri harus mampu menjaga kekompakan.

"Yang perlu dijaga adalah harus tetap mengatasnamakan negara. Jangan salah satu sektor saja. Nanti kalau satu sektor saja yang muncul, maka akan timbul kecemburuan. Akhirnya untuk tugas yang berikutnya akan sulit lagi,'' kata Hanafi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement