Kamis 05 May 2016 20:27 WIB

23 Tahun Hidup Bersama, Warga Dumai Histeris Ditinggal Buaya

Red: Ilham
Seekor buaya (ilustrasi)
Foto: reuters
Seekor buaya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Evakuasi buaya muara berukuran sekitar tiga meter peliharaan warga Dumai oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau meninggalkan kesedihan mendalam bagi pemilik dan masyarakat sekitar. Salah satu pemilik buaya yang diberi nama Amad itu, Aini mengaku sangat sedih karena harus berpisah dengan hewan reptil tersebut yang sudah dianggap jadi bagian keluarganya.

"Dia sejak kecil kami besarkan dan sudah kebiasaan setiap pagi diberi makan ikan busuk, tapi mulai besok Amad tidak lagi di sini karena dipindahkan, terus terang saya merasa kehilangan anggota keluarga," kata Aini. Selama ini, Aini mengurung buaya itu di bagian samping rumah di Gang Wakaf Jalan Pemuda Kecamatan Dumai Barat.

Ia terlihat menangis dan mengaku sangat terpukul dengan pemindahan buaya yang telah dipelihara almarhum orang tuanya sejak tahun 1993 tersebut atau 23 tahun. Dia juga sempat hilang kesadaran hingga diduga kerasukan, namun cepat disadarkan oleh Zulkarnaen, adiknya.

Wanita berambut sebahu itu juga tidak dapat menahan tangis ketika buaya diangkat dan siap dikirim ke lokasi penangkaran baru di Kebun Binatang Kasang Kulim Kota Pekanbaru dalam keadaan mulut dan kaki terikat serta mata ditutupi kain.

Setelah buaya yang diperkirakan berusia 23 tahun ini dinaikkan keatas mobil bak terbuka, Aini dengan ditemani adik Zulkarnaen mendekati Amad dan memegang ekor hewan tersebut untuk terakhir kali. Zulkarnaen mengaku juga sangat sedih karena buaya peliharaan keluarga dipindahkan sehingga mereka tidak dapat lagi merawatnya.

Namun dia berharap Amad dapat melanjutkan hidup di lokasi penangkaran baru secara layak dan normal. "Rasanya campur aduk, ada sedih karena tidak ada lagi Amad, tapi senang juga dia akan hidup normal di tempat baru, dan lebih baik dibanding di kandang yang sempit seperti sekarang," ujarnya.

Proses evakuasi biaya yang berlangsung sekitar dua jam itu disaksikan banyak warga setempat. Mereka juga merasa kehilangan karena sudah menganggap Amad salah satu penghuni di lingkungan permukiman padat tersebut.

"Kami sudah biasa dengan kehadiran Amad dan memang sejak ditinggal pergi almarhum Imran, warga di sini agak khawatir jika dia lepas dari kurungan," kata seorang warga setempat pula.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV BBKSDA Riau Muhammad Zanir menjelaskan, evakuasi buaya dilakukan berdasarkan permintaan warga pemilik karena tidak sanggup lagi merawat hewan itu sejak orang tuanya Muhammad Imran wafat pada pertengahan 2015 silam. "Kami agak kewalahan mengangkat buaya ini karena sempat stres dan berontak, tapi tetap diusahakan evakuasi tidak sampai melukai hewan tersebut," kata Zanir.

Dia mengakui proses evakuasi agak terlambat dilakukan akibat terkendala anggaran dan butuh waktu pemindahan, namun baru dapat terlaksana setelah mendapat arahan dari Kepala BBKSDA Riau Tandia Cahyana.

Pihak BBKSDA Riau selanjutnya akan membawa buaya ini ke Kebun Binatang Kasang Kulim di Pekanbaru, karena tidak memiliki lokasi penangkaran sendiri dan lokasi itu dinilai sebagai tempat yang tepat untuk pertumbuhan lebih layak dan normal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement