REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten memperpanjang masa siaga darurat bencana hingga tiga bulan kedepan, mengingat intensitas hujan masih tinggi yang berpotensi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Banten.
Kepala BPBD Banten Sumawijaya di Serang, Senin, mengatakan pihaknya sudah menerima informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai perkiraan potensi dan intensitas hujan di Banten yang masih tinggi hingga bulan Mei mendatang.
Selain itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyampaikan surat edaran ke BPBD Banten untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana.
"Biasanya perpanjangan siaga darurat bencana itu untuk 90 hari. Nah kemarin kan berakhir pada 31 Maret, diperpanjang lagi sampai 90 hari ke depan. Tetapi sementara ini sampai 31 April dulu, nanti bisa diperpanjang lagi," kata Sumawijaya.
Ia mengatakan, menurut perkiraan BMKG Serang, cuaca buruk serta intensitas curah hujan yang masih tinggi dan memungkinkan terjadi di seluruh wilayah Banten.
"Sekarang kan alamnya susah diprediksi. Jadi untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, sesuai saran dari BNPB," kata Sumawijaya.
Sumawijaya mengatakan, potensi bencana tersebut seperti di wilayah Banten selatan yakni di Lebak dan Pandeglang berpotensi terjadinya longsor jika intensitas hujan tinggi. Kemudian di wilayah utara Banten paling berpotensi bencana banjir seperti di Kabupaten Serang dan Tangerang, terutama di daerah aliran sungai.
"Seperti di Kabupaten Serang, rawan banjir di daerah aliran sungai Ciujung. Ada beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten serang bagian utara," katanya.
Selain menyiapkan peralatan, logistik dan juga relawan, BPBD Banten juga menyiapkan nomor kontak yang bisa cepat dihubungi oleh masyarkat umum jika terjadi bencana. Kontak yang disiapkan berupa nomor telepon selular, media sosial dan email.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
