Ahad 17 Apr 2016 15:41 WIB

TNI Siapkan Pasukan dan Kapal Perang untuk Tindak Penyandera WNI

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan hingga saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak militer Malaysia dan Filipina terkait empat warga negara Indonesia (WNI) yang ditawan oleh kelompok Abu Sayyaf. Gatot mengatakan pihaknya juga sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan tindakan tegas.

“Saya sebagai Panglima TNI sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan tindakan tegas baik di laut, di darat sampai di hutan, saya siap.  Saya juga sudah mengerahkan dua kapal perang yaitu KRI Badau dan KRI Slamet Riyadi ke daerah perbatasan,” ujar Gatot, di Jakarta, Ahad (16/4).

Gatot mengatakan selama ini memang belum ada nota kesepahaman dengan Filipina untuk operasi bersama. Ia mengakui hal tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat keadaan yang semakin genting.

"Maksudnya, kami mengawal sampai perbatasan sampai Zona Ekonomi Eksklusif, setelah masuk di wilayah Filipina sudah menjadi tanggung jawab Filipina begitu pula setelah masuk di wilayah Malaysia," ujar Gatot.

Saat ini ia sedang mencoba berkordinasi terkait usulan untuk menyepakati bersama terkait klausul siapa yang paling siap untuk bertempur dan paling cepat maka bisa segera melakukan tindakan. Perjanjian yang akan dibuat nantinya, menurut Gatot, salah satu prosedurnya seperti itu. Sebab jika hanya patroli bersama namun tidak ada kesepakatan untuk izin terjun maka tidak bisa berbuat apa apa.

"Kalau kita cuma kerja sama patroli koordinasi, di sana terjadi apa-apa kita tidak bisa berbuat apa-apa dan mereka tidak sempat bagaimana, itu adalah salah satu cara," ujar Gatot.

Gatot mengatakan Indonesia harus berpikiran positif, karena saat ini pun rencana Filipina akan melakukan operasi besar-besaran di Kepulauan Zulu. "Operasi yang dilakukan negara tetangga kita tunggu saja, yang mulai siapa, kecuali Presiden Filipina kasih tenggang waktu,” kata Gatot.

Baca juga: Pemerintah Belum Komunikasi dengan Perompak Penyandera WNI

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement