REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berencana menaikkan harga kantong plastik di ritel menjadi Rp 5.000. Meski begitu, ia mengaku tidak mempermasalahkan peraturan kantong plastik berbayar dijual Rp 200.
Pria yang saban hari disapa Ahok berpendapat, sulit menghapus keberadaan kantong plastik di pasar swalayan maupun tradisional. Sehingga, ia merasa harga kantong plastik bisa mencapai Rp 5.000 sesuai kemampuan membayar warga Ibu Kota.
"Saya enggak tahu ada efek jera. Tapi tidak bisa menghapus kantong plastik. Kan ada juga orang yang memang datang, butuh (kantong plastik). Saya kira ya Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, orang masih lebih berasa gitu lho," katanya kepada wartawan di Balai Kota,Senin (22/2).
Ahok tidak menampik jika akan menaikan harga kantong plastik, terlepas dari aturan yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp 200. Namun, ia harus memastikan dahulu kenaikan harga itu tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.
"Setuju saja. kita mesti lihat bertentangan tidak dengan aturan yang lebih atas," ujarnya.
Mantan bupati Belitung Timur itu patut dinaikkan. Sebab, biaya untuk buang air kecil di Jakarta saja lebih mahal dari kantong plastik. "Kalau boleh ya kita naikin. Kalau 200 perak mah enggak ada artinya orang Jakarta. Kencing saja dua ribu rupiah," ucapnya.