Selasa 09 Feb 2016 06:09 WIB

Pemkab Purworejo Persiapkan Relokasi Korban Longsor

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Muhammad Hafil
 Warga berjalan menembus genangan air akibat banjir.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warga berjalan menembus genangan air akibat banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO – Setidaknya tercatat empat rumah warga hilang tertimbun longsor di Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. Maka itu, saat ini Pemkab setempat tengah menyiapkan relokasi bagi warga korban longsor tersebut.

“Kami akan relokasi rumah korban. Tapi ini masih didiskusikan bersama pemerintah provinsi, termasuk pusat. Tentunya relokasi sendiri butuh proses,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo, Budi Raharjo pada Republika.co.id, Senin (8/2).

Ia pun menyampaikan perlu adanya pendekatan khusus bagi keluarga korban. Termasuk kesepakatan untuk memindahkan tempat tinggal yang dulu telah hilang. Budi sendiri menjamin bahwa peta relokasi ke tempat yang lebih aman sudah ada. 

Namun sekarang pemerintah belum bisa memutuskan kemana para korban akan direlokasi. Sebab belum ada kesepakatan dari keluarga. Selain bantuan relokasi, Pemkab Purworejo juga akan memberikan bantuan berupa uang duka. 

Adapun korban meninggal akibat longsor beberapa hari kemarin berjumlah tujuh orang. Lima di antaranya telah ditemukan pada Sabtu (6/2), sementara dua sisanya ditemukan Ahad (7/2). Hingga sekarang jumlah korban belum bertambah. Saat ini seluruh korban jiwa sudah dimakamkan. “Sekarang di lokasi sendiri masih ada pembersihan reruntuhan longsor dengan alat berat,” katanya.

Sementara 75 pengungsi bencana banjir asal Desa Rowobayen, Kecamatan Kutoarjo, dan Desa Pucangagung, Kecamatan Bayan sudah pulang ke rumahnya masing-masing sejak Sabtu (6/2) siang. Menurut Budi, kondisi dilapangan pun sudah kembali normal, seperti sediakala.

Guna mengantisipasi kerugian akibat bencana, BPBD Purworejo mengimbau agar seluruh masyarakat tetap waspada. Terutama yang tinggal di kawasan rawan longsor dan banjir . Seperti wilayah perbukitan, pegunungan, dan pemukiman di dekat tanggul. “Ya harus waspada, karena Februari ini curah hujan tinggi. Jadi potensi bencana juga tinggi,” kata Budi.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement