Rabu 03 Feb 2016 16:37 WIB

Waspadai Virus Zika, Pemkot akan Beri Edaran ke Wilayah

Rep: Yulianingsih/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi gejala tertular virus zika
Foto: Ist
Ilustrasi gejala tertular virus zika

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta dalam waktu dekat akan mengeluarkan surat edaran ke wilayah hingga tingkat RT/RW untuk mewaspadai penyebaran virus zika di Yogyakarta.

Surat edaran ini merupakan lanjutan dari imbauan pemerintah agar daerah juga waspada serangan virus tersebut.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Agus Sudrajat mengatakan, surat edaran itu akan dikirimkan dalam pekan ini. Isi surat sendiri berupa imbauan penerapan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.

"Ke puskemas untuk mewaspadai adanya pasien yang diindikasikan terserang virus ini," ujarnya, Rabu (3/2).

Menurutnya, penanganan terhadap serangan virus zika sebenarnya tidak berbeda jauh dengan penanganan penyakit demam berdarah dengue (DBB) karena vektor atau pembawa virus untuk kedua penyakit tersebut sama, yaitu nyamuk.

"Karenanya, penanganannya juga hampir sama dengan DBD, yaitu penerapan pola hidup sehat dan bersih," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga menerjunkan survailans setiap wilayah. Surveilans ini bertugas melakukan pengamatan kebersihan lingkungan dan indikasi gangguan kesehatan  di masyarakat.

"Gejala yang timbul akibat serangan virus zika sama seperti demam berdarah, yaitu demam tinggi, muncul nyeri di persendian, ruam, mata pedih dan kemerah-merahan," katanya.

Bahkan, kata dia, berdasarkan tingkat keganasan, virus demam berdarah justru lebih ganas dibandingkan virus zika. Hanya saja, virus zika yang menyerang ibu hamil bisa menyebabkan kelainan pada janin, yaitu bayi yang dilahirkan mengalami mikrosefalia.

Terpisah, Direktur Rumas Sakit Jogja atau RSUD Wirosaban Yogyakarta Tuty Setyowati mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan kasus zika yang dirawat di RS tersebut.

"Hingga saat ini, belum ada penemuaan kasus zika. Yang ada kasus DB yang terus naik meski tidak signifkan," ujarnya.

Meski virus baru, menurut Tuty, penanganan pasien zika dilakukan persis seperti pasien DBD. Dari segi alat dan sumber daya manusia, RS Jogja cukup memadai dalam penananan kasus DB.

"Mirip dengan DB, jadi tidak membutuhkan alat atau persiapan khusus," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement