Sabtu 26 Dec 2015 02:25 WIB

Tips Atasi Kemacetan Ala Praktisi Kesehatan

Rep: c33/ Red: Andi Nur Aminah
Kemacetan panjang terjadi di Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek, Kamis (24/12).  (Republika/Yasin Habibi)
Kemacetan panjang terjadi di Tol Dalam Kota arah Tol Cikampek, Kamis (24/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada perayaan musim libur seperti sekarang ini, banyak masyarakat pergi berlibur ke tempat-tempat wisata. Praktisi kesehatan, Ari Fahrial Syam memiliki sejumlah tips dalam mengatasi kemacetan saat warga berlibur. 

Ari mengatakan kemacetan sebenarnya membawa hikmah jika masyarakat mau berpikir positif. Menurutnya, masyarakat yang terjebak macet sedang dilatih kesabarannya dan yang terpenting silahturahmi keluarga dapat terjalin bisa lebih lama saat di tengah kemacetan.  

Sebenarnya ada sejumlah tips yang ia yakini mampu mengurangi beban ketika terjebak macet. Tips pertama, istirahat cukup sebelum berangkat terutama bagi masyarakat yang menggunakan jalan darat dengan kendaraan bermotor. Apalagi mengingat waktu sampai ke tempat tujuan tidak bisa diprediksi.

Kedua, bagi masyarakat yang memang kebetulan membawa kendaraan pribadi maka sebaiknya ada beberapa anggota keluarga yang siap membawa kendaraan secara bergantian. Ketiga, ia menyarankan untuk memanfaatkan tempat istirahat supaya bisa melakukan olah raga kecil dan bisa melakukan gerakan relaksasi khususnya kaki, tangan dan leher.

"Manfaatkan juga tempat istirahat untuk bisa buang air kecil agar jangan sampai menahan kencing yang akan berakibat pada infeksi saluran kencing," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (25/12).

Terkait konsumsi selama di perjalanan, staf Departemen Ilmu penyakit Dalam FKUI-RSCM itu mengimbau supaya tidak membeli makanan dan minuman di pinggir jalan. Sebab, mengingat kualitas makanan dan minuman yang belum tentu terjaga dengan baik karena selalu terpapar dengan panas, khususnya untuk makanan dan minuman rumahan (hand made). 

Bagi masyarakat yang akan membawa makanan untuk bekal selama perjalanan, menurutnya diusahakan membawa makanan kering. "Namun jika tetap ingin membawa bekal makanan selama perjalanan harus diperhatikan bahwa makanan basah atau nasi dan lauk-pauk yang dibawa tidak dikonsumsi kurang dari enam hingga delapan jam setelah pembuatan," jelasnya.

Terkait obat-obatan, ia menganjurkan membawa obat-obatan sederhana seperti obat anti diare, obat sakit kepala, obat anti alergi, dan obat anti mual-muntah khususnya untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan parah di tengah jalan. 

Ari pun menyarankan waktu yang tepat dalam menempuh perjalanan, agar dilakukan pada malam hari. Alasannya, saat malam suhu udara lebih dingin dan perjalanan lebih lenggang.

"Kemacetan dalam masa long week end seperti libur panjang Maulid dan Natal serta tahun baru tidak bisa dicegah. Oleh karena itu berbagai antisipasi harus dilakukan agar perjalanan ditengah kemacetan  dapat dilakukan secara nyaman,"  ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement