Sabtu 12 Dec 2015 07:47 WIB

Tak Ada Jembatan, Polisi Gendong Siswa Seberangi Sungai untuk ke Sekolah

Rep: c09/ Red: Bilal Ramadhan
  Satpolair Polres Purwakarta menggendong siswa Madrasah Ibtidaiyah untuk menyeberangi Sungai Cilalawi pulang dari sekolah menuju rumahnya di Kabupaten Purwakarta, Jumat (11/12). (Republika/Raisan Al Farisi)
Satpolair Polres Purwakarta menggendong siswa Madrasah Ibtidaiyah untuk menyeberangi Sungai Cilalawi pulang dari sekolah menuju rumahnya di Kabupaten Purwakarta, Jumat (11/12). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA – Para petugas Satuan Polisi Air (Satpolair) Polres Purwakarta harus menggendong banyak siswa sambil menyeberangi sungai Cilalawi di Kabupaten Purwakarta, agar siswa-siswa tersebut bisa pergi ke sekolah. Dalam satu hari mereka bisa menggendong sekitar 30 anak sekolah pada pagi dan siang hari.

“Warga terpaksa melewati sungai ini karena akses jalan yang ada harus ditempuh sangat jauh, sedangkan di sungai ini tidak ada jembatan yang menghubungkan anak-anak Kampung Karang Layung dengan sekolah mereka yang ada di Kampung Garunggang,” ujar Kasatpolair Polres Purwakarta AKP Febriyanto kepada Republika.co.id, Jumat (11/12).

(Baca: Ini 10 Jalur Berbahaya di Dunia yang Dilalui Anak-Anak untuk Sekolah)

Ia mengatakan, Sungai Cilalawi hanya bisa dilalui saat debit airnya sedikit dengan ketinggian satu sampai dua meter. Jika hujan besar, ketinggian air akan mencapai lima meter dan warga sudah dilarang melintas.

“Di sini yang lewat tidak hanya anak sekolah, warga juga banyak terutama mereka yang mau berangkat kerja dan berangkat ke pasar,” jelas Febriyanto.

Febriyanto berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Purwakarta bisa lebih memperhatikan nasib warga desa yang masih menemukan kesulitan akses jalan. Pembangunan jembatan di Sungai Cilalawi dinilai sangat penting terlebih banyak anak-anak kecil yang ingin menuntut ilmu dan harus melewatinya sungai tersebut setiap hari.

Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanitgakum) Satpolair Polres Purwakarta Brigadir Suryadi, yang ikut turun ke sungai untuk menggendong siswa sekolah, mengatakan kedatangan petugas Satpolair ke lokasi merupakan permintaan langsung dari warga setempat. 10 petugas Satpolair dikerahkan untuk membantu.

Petugas Satpolair Polres Purwakarta, tambah dia, membuat alat bantu sederhana untuk menyeberang dengan menggunakan seutas tali tambang. Tali tambang diikatkan antara tepi sungai yang berguna sebagai tempat berpegangan petugas saat menggendong siswa-siswa sekolah.

“Kami hanya punya tali tambang. Selain itu ada juga jaket pelampung dan satu buah tandu,” jelasnya. Keterbatasan alat bantu tidak membuat Suryadi dan petugas lainnya menyerah. Mereka tetap melawan derasnya arus sungai demi memudahkan siswa-siswa Karang Layung menuju sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement