Selasa 08 Dec 2015 21:50 WIB

Irwan Prayitno Ingin Lanjutkan Pembangunan di Sumbar

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (kiri) yang berpasangan dengan Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abid (kanan) berfoto bersama saat mendaftar sebagai calon Gubernur dan wakil Gubernur Sumbar di KPU Sumbar, Padang, Senin (27/7).
Foto: Antara/Maril Gafur
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (kiri) yang berpasangan dengan Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abid (kanan) berfoto bersama saat mendaftar sebagai calon Gubernur dan wakil Gubernur Sumbar di KPU Sumbar, Padang, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG – Satu masa periode jabatan sebagai gubernur, ternyata belum membuat Irwan Prayitno puas membangun Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Kendati, menurutnya, sudah banyak capaian-capaian selama menjabat sebagai Gubernur Sumbar bersama wakilnya Muslim Kasim periode 2010-2015.

Bersama calon wakil gubernur, Nasrul Abit, Irwan kembali akan maju meneruskan pembangunan di Sumbar.

 “Banyak capaian yang monumental,” kata Irwan kepada Republika belum lama ini.

Ia menjabarkan impiannya tersebut seperti mengurangi kemiskinan setiap tahun, memangkas pengangguran, meningkatkan pendapatan per kapita. Kemudian, dari segi infrastruktur, menurut Irwan, pemerintahannya juga berhasil menyelesaikan sejumlah pembangunan yang hancur dikoyak gempa 2010 lalu. “Dua tahun selesai 200 ribu rumah. Bahkan dalam waktu dua bulan anggaran mencairkan Rp 2,4 triliun,” ujarnya.

Dia menyelesaikan pembangunan Jalur II By Pass yang sudah lama  terhenti serta pembebasan lahan pembangunan jalur kereta api Duku ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Tak hanya itu, ia juga menuntaskan pembebasan lahan untuk membangun stadion terbesar di Sumatra serta pengembangan Taman Budaya Sumbar mirip opera house.

Ia juga bangga dengan APBD Sumbar yang selalu meningkat setiap tahun, dari Rp 1,6 triliun, naik menjadi Rp 3,9 triliun dan sekarang menjadi Rp 4,5 triliun.

 

Ia bercerita, Sumbar bukan daerah yang kaya dengan potensi minyak bumi berlebih atau wilayah industri. Menurutnya, membangun wilayah dengan anggaran Rp 1,6 triliun membuat pemimpin daerah harus terus memutar otak. “Uang yang sedikit itu mau apa kita buat,” tuturnya.

Kendala juga datang dari investor. Ia mengungkapkan, sangat sulit mendatangkan investor ke Sumbar. Mereka akan berpikir dua kali berinvestasi di Sumbar. Sebab, menurutnya, Sumbar merupakan daerah pantai barat, jauh dari industri dan material. Ditambah, karakter orang Minang yang enggan bekerja sebagai buruh.

 Kendati demikian, ia bersyukur banyak orang rantau yang menyumbang untuk Sumatra Barat. Uang tersebut dan APBD, ia mengatakan, selalu dimaksimalkan untuk peningkatan kesejahteraan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Para pedagang didorong untuk survive dengan bantuan modal Rp 2-3 juta, tukang sayur dibantu modal Rp 500 ribu.

Ia kurang rela jika para pedagang tersebut datang ke tengkulak.  “Kita manfaatkan KUR perkapita, mungkin kita terbesar di Indonesia karena penduduk kita kan cuma lima juta. Pokoknya semuanya kita maksimalkan,” tutur Irwan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement