Kamis 26 Nov 2015 23:30 WIB

Sydney Jones: ISIS takkan Lancarkan Serangan ke Indonesia

Sydney Jones
Foto: Straits Times
Sydney Jones

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Analisis Kebijakan Konflik (IPAC) Sidney Jones berpendapat bahwa kelompok bersenjata ISIS tidak menilai Asia Tenggara, apalagi Indonesia, sebagai kawasan strategis dalam memperluas jaringan atau melancarkan serangan.

"Menurut saya, tidak akan ada gerakan, yang diperintahkan IS pusat, untuk Indonesia karena mereka terlalu fokus dengan yang terjadi di Timur Tengah. Kalau pun di luar Timur Tengah, Eropa pasti lebih menarik bagi mereka daripada Asia Tenggara," kata Jones dalam diskusi bertema "Radikalisasi dan Deradikalisasi" di Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut, Jakarta, Kamis (26/11).

Meskipun belakangan banyak dugaan berkembang tentang rencana pembentukan cabang IS secara resmi di Indonesia, ia mengatakan warga Indonesia tidak perlu khawatir, karena soal tersebut belum bisa dibuktikan.

Terkait Santoso, tersangka teroris sekian lama bersarang di Poso dan menyebut diri ketua tentara IS di Indonesia, Jones mengatakan pria itu hanya menggunakan ISIS sebagai 'tunggangan' untuk membesarkan namanya.

"Siapa saja bisa bilang begitu. Dia punya anak buah di Suriah dan pernah membuka komunikasi dengan IS melalui media. Meskipun belum pernah bertatap muka, dia menyatakan seolah-olah diakui secara tidak resmi sebagai perwakilan IS di Indonesia," kata mantan Direktur Asia Human Right Watch itu.

Meskipun tidak mampu menyebutkan jumlah pasti, Jones memperkirakan ratusan orang sudah menerima ideologi ISIS di Indonesia melalui jaringan kelompok keras, yang bergerak di beberapa daerah, seperti, Bima, Solo, Lampung, dan Bekasi.

Masalah radikalisme dan terorisme kembali marak diperbincangkan setelah pada 13 November, ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangkaian penembakan dan pengeboman di Paris, Prancis, yang menewaskan 129 orang dan melukai 352 lagi.

Setelah menyerang Paris, akun Twitter terkait ISIS berjanji menjadikan London, Washington DC, dan Roma sebagai sasaran berikutnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement