Senin 28 Sep 2015 15:56 WIB
Insiden Mina

Indonesia tak Perlu Ikut-ikutan Iran Salahkan Saudi

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Angga Indrawan
Jamaah haji dari berbagai negara melintasi terowongan di Mina, menuju lokasi melontar jumrah.
Foto: AP/Mosa'ab Elshamy
Jamaah haji dari berbagai negara melintasi terowongan di Mina, menuju lokasi melontar jumrah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengatakan pemerintah Iran belum saatnya meminta Pemerintah Arab Saudi meminta maaf atas musibah di Mina. Saat ini investigasi penyebab terjadinya musibah di Mina masih dilakukan.

"Kita juga tak perlu ikut-ikutan Iran meminta Saudi meminta maaf. Sebab hingga saat ini belum ketahuan pihak yang salah," katanya, Senin, (28/9).

Namun demikian, jika dalam dugaan kasus jemaah yang sedang berjalan di Mina disetop tentara Saudi lalu terjadilah saling dorong, kata Zulkarnain, mungkin Saudi pantas diminta permintaan maaf. 

Tengku menjelaskan, masyarakat perlu memahami kalau mengurus jutaan jamaah haji itu sulit sekali. Apalagi setiap saat Saudi harus mengurus jutaan jamaah haji dan jamaah umrah.

"Coba bayangkan kalau Jakarta disuruh menjamu tamu satu juta orang setiap hari, apakah mampu menyediakan makan, minum, dan air bagi mereka?," katanya.

Zulkarnain meminta semua masyarakat menganggap tragedi Mina sebagai musibah dan takdir Allah  walau menyedihkan. "Yakinlah para jamaah yang meninggal itu meninggal dalam keadaan syahid sebab mereka sedang beribadah," kata Tengku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement