Rabu 16 Sep 2015 21:12 WIB

Benih Padi di Indramayu Diklaim Aman

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
benih padi - ilustrasi
benih padi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu pastikan benih padi untuk musim tanam mendatang dalam kondisi aman. Penangkar benih lokal pun berharap pemerintah mendukung mereka untuk bisa bersaing dengan produsen benih milik BUMN.

''Insya Allah benih aman,'' ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako, kepada Republika, Rabu (16/9).

Firman menyatakan, pihaknya memiliki penangkar benih lokal melalui Program Pemberdayaan Benih di sejumlah desa. Yakni di Desa Cikamurang, Kecamatan Terisi seluas 50 hektare.

Selain itu, penangkaran benih oleh empat kelompok tani di Desa Wanakaya, Kecamatan Haurgelis, Desa/Kecamatan Kroya, Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi dan Desa Krimun, Kecamatan Losarang. Di masing-masing desa itu terdapat sepuluh hektare lahan penangkaran benih lokal. ''Kebutuhan benih di Indramayu bisa dicukupi dari para penangkar benih yang ada di kita, benih dari petani dan PT Pertani,'' tegas Firman.

Firman menambahkan, benih yang dihasilkan penangkar benih yang masuk dalam Program Pemberdayaan Benih juga sudah didaftarkan ke Balai Pengawasan Sertifikat Benih (BPSB) di Bandung. Karenanya, benih tersebut telah mendapatkan sertifikat benih.

Hal senada diungkapkan Ketua Asosiasi Penangkar Benih Kabupaten Indramayu, Sutatang. Dia menyatakan, dengan adanya sertifikat benih dari BPSB, kualitas benih lokal yang dihasilkan para anggotanya pun tidak kalah dengan benih yang diproduksi PT Sang Hyang Sri (SHS).

''Dari segi kuantitas, produksi kita pun tinggi dan selama ini bisa mensuplai untuk PT SHS kurang lebih 150 ton,'' terang Sutatang.

Namun, meski dari segi kualitas dan kuantitas tinggi, Sutatang mengakui benih yang diproduksi para anggotanya lebih mahal dibandingkan benih PT SHS. Pasalnya, benih yang dihasilkan anggotanya tidak memperoleh subsidi. ''Kalau benih dari PT SHS kan dapat subsidi dari pemerintah, makanya lebih murah,'' tutur Sutatang.

Sutatang menyebutkan, selisih harga benih produksi penangkar lokal dan benih produksi PT SHS berkisar antara Rp 1.000 - Rp 2.000 per kg. Dengan selisih harga itu, banyak petani yang akhirnya lebih memilih benih produksi PT SHS.

Lebih lanjut Sutatang berharap, pemerintah dapat memanfaatkan benih yang dihasilkan para penangkar benih lokal untuk memenuhi kebutuhan benih petani. Dia pun meminta agar pemerintah bersedia memberikan bantuan permodalan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement