Kamis 10 Sep 2015 12:22 WIB

Ketua Fokal IMM: Akhiri Semua Dendam Politik

Setya Novanto bertemu Donald Trump.
Foto: AP
Setya Novanto bertemu Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Ketua Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Armyn Gultom menilai tudingan yang menyebut bos MNC Hary Tanoesoedibjo (HT) sebagai biang kerok pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan salah satu calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump (DT), sangat berlebihan.

 

"Dipersalahkannya HT karena memfasilitasi pertemuan tersebut  sesuatu yang berlebihan dan politis. HT jelas-jelas adalah seorang pengusaha nasionalis yang berupaya untuk berkontribusi menyelamatkan perekenomian yang sedang memburuk," ujar Armyn dalam keterangannya, Kamis (10/9).

 

Menurut dia, pertemuan Setya Novanto dan Fadli Zon dengan Donal Trump telah menjadi tsunami politik baru pada pekan ini. Kehadiran keduanya, kata dia, seakan telah menggadaikan kedaulatan bangsa.

 

"Padahal yang mereka lakukan adalah silaturrahim menjalin persahabatan. sebagai orang Timur yang penuh keramahan mereka tak kuasa menolak ajakan tuan rumah ketika melakukan konferensi pers di loby hotel dan memperkenalkan tamunya yang berkunjung. Jelas ini sesuatu yang biasa dalam etika bertamu," tegas Armyn.

 

Terlepas dari pro kontra terhadap sosok DT, Armyn berpendapat, dia adalah seorang pengusaha yang memiliki investasi di Indonesia. Menurut Armyn, yang dilakukan Setya dan Fadli adalah bagian dari menjaga hubungan dengan pengusaha properti tersebut  untuk terus berinvestasi di Indonesia di tengah gejolak ekonomi yang sulit dan sepinya investor investasi di negeri ini.

 

"Lalu apa yang salah? Yang salah adalah, ketika pertemuan dan niat baik Setya  dan Fadli mulai dibawa ke ranah politik. Muatan politis telah membawa polemik ini ke ranah yang tidak produktif dan kental dengan dendam politik,"  cetusnya.

 

Buktinya,  papar Armyn, anggota DPR dari partai yang selama ini berseberangan dengan Setya Novanto dan Fadli Zon melaporkan keduanya ke Mahkamah Kehormatan Dewan dan meminta keduanya dicopot sebagai pimpinan DPR.

 

"Sepertinya ini jelas keinginan untuk melakukan kocok ulang pimpinan DPR. Sangat politis dan rakyat sudah mafhum dengan itu. Langkah beberapa anggota Dewan yang melaporkan ke MKD adalah sandiwara politik yang sangat disayangkan dan berlebihan," tegasnya.

 

Ia meminta semua pihak untuk mengakhiri semua dendam politik. "Mari membangun bangsa ini yang sedang kesulitan ekonomi," seru Armyn Gultom.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement