Selasa 07 Jul 2015 05:35 WIB

Sikap Mental Pemenang

Red: M Akbar
ilustrasi mental pemenang
Foto: no1lowongankerja.blogspot.com
ilustrasi mental pemenang

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mukhlis Yusuf (Praktisi Manajemen)

Memasuki pertengahan tahun 2015, Anda mulai pusing. Boleh jadi penyebabnya lantaran beberapa pembayaran tagihan pelanggan dan mitra utama belum dibayar. Piutang dagang membesar.

 

Roda bisnis seperti kehilangan darahnya, lesu. Beberapa pertumbuhan sektor bisnis pada periode Januari-Juni 2015 anjlok 20-70 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Lalu kewajiban Anda kepada pihak perbankan dan kewajiban lain menguji komitmen di setiap penghujung bulan.

Harga-harga bahan baku dan biaya operasional terus merangkak naik. Penyebabnya dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Apalagi menjelang suasana seperti Lebaran. Harga BBM yang sempat turun ternyata tak banyak membantu. Harga-harga sudah terlanjur naik, sungkan turun.

Anda terpaksa meminta beberapa kali penjadwalan utang kepada perbankan syariah langganan Anda. Bisa saja ini kali terakhir.

Saat ini, Anda mulai masuk nasabah kategori tidak lancar, setelah belasan tahun Anda terpercaya di mata perbankan. Anda terancam masuk kategori lebih parah pada akhir bulan ini bila tak dapat memenuhi pelunasan.

Apakah Anda pernah menghadapi situasi semacam itu?

Bila pernah, pasti Anda  menguatkan tekad dan memutar otak untuk mengatasinya. Anda tak lari karena itulah perjuangan Anda. Anda hidup di sana. Bisnis adalah pilihan hidup Anda agar hidup bermanfaat bagi orang lain.

Banyak tenaga kerja yang Anda serap. Anda pun membayar pajak dan zakat dengan rutin. Zakat Anda lakukan untuk membersihkan harta yang dititipkan pada Anda.

Banyak manfaat yang Anda hasilkan dengan bisnis, tak terkecuali peluang bisnis dan berusaha bagi para mitra Anda lainnya. Anda menciptakan ekosistem bisnis yang saling memberikan nilai tambah.

Anda yakin sedang dilatih untuk makin kuat dan lebih besar. Belajar dari bahasa Mandarin, aksara "wei ji" yang artinya krisis bermakna ancaman, sekaligus peluang. Dua makna pada satu kata.

Empat belas Abad yang lalu, juga ditegaskan: "Bersama kesulitan, ada kemudahan" (QS 94: 4-5).

Pada situasi itulah ujian sejati bagi seorang pebisnis. Anda bisa memilih bermental "korban" atau pecundang, atau sebaliknya. Saya yakin Anda memilih bermental pemenang dan bertanggungjawab.

Saat kesulitan menghimpit, Anda diasah untuk melatih kreativitas, ketekunan, disiplin, menguatkan hubungan-hubungan dan keyakinan akan janji Sang Rabb, pemilik segala ujian.

Sebagian teman Anda boleh jadi ada yang memilih sikap mental sebaliknya. Menjadi sulit dihubungi mitra bisnis dan perbankan, bahkan menghindar dengan dalih belum punya solusi.

Saya pernah mendengar penuturan langsung Chairul Tanjung, pemilik Trans Corp beberapa tahun silam. Ia pernah berkata,"Menjaga kepercayaan terhadap utang atau kerjasama senilai Rp 100 juta pertama, menentukan kerjasama triliunan berikutnya."

Bukan tentang orang lain, namun tentang diri Anda sendiri. Kebaikan dan akibat buruknya untuk Anda sendiri. Bukan soal nilai uang, melainkan soal sikap bertanggungjawab. Soal pilihan mental, pemenang atau pecundang. Investasi hidup Anda selanjutnya.

Seorang pemenang melatih dirinya untuk lebih kuat menghadapi ujian yang lebih besar. Sebab, semua sudah ada pasangannya. Kesulitan-kemudahan, siang-malam, darat-laut, atas-bawah, terang-gelap. Dipergilirkan.

Yang tak berubah adalah sikap Anda sebagai pribadi yang bertanggungjawab. Di balik ancaman krisis, Anda sedang mengintip peluang di depan mata.

Selamat menjalani pilihan hidup sebagai manusia sejati, yang kekuatan impian, doa, dan ikhtiar kreativitasnya tak terbatas. Impian untuk hidup lebih mulia begitu dekat pada pikiran dan hati Anda.

Doa terus mengiringi. Siang dan malam. Pagi dan sore. Ikhtiar, terus bergerak mencari jalan keluar terus diperjuangkan. Impian, doa dan ikhtiar itu menyatu dalam diri Anda, yang begitu berharga, priceless. Tak ternilai oleh apapun.

Keep your dream, pray and action, sahabat!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement